WEF Davos 2024: Aset Digital dan Perdebatan Tokenisasi

Alfin Fauzan
| 2 min read

Aset Digital dan Perdebatan Tokenisasi

Ini adalah hari terakhir World Economic Forum (WEF) yang digelar di Davos-Klosters pada tanggal 14-19 Januari 2024. WEF adalah sebuah acara global yang mempertemukan aktor-aktor berpengaruh di bidang politik dan bisnis untuk mendiskusikan tren bisnis yang akan datang.

Hanya masalah waktu sebelum topik “tokenisasi” dibahas oleh para pemain kripto besar di forum ini.

Apa Itu Tokenisasi?


Sudah ada banyak orang yang mendengar ini sebagai kata kunci baru yang beredar di Wall Street, kecuali jika Anda hidup di bawah batu. Lupakan Initial Coin Offering (ICO), Security Token Offering (STO), dan Initial Exchange Offering (IEO), Non-Fungible Token (NFT), Decentralized Finance (DeFi), Central Bank Digital Currencies (CBDC), atau kasus penggunaan NYATA lain untuk teknologi blockchain. Kami memiliki tren baru yang sedang ‘panas’ untuk tahun 2024 – tokenisasi, ketika aset diubah menjadi token digital.

Selama gelaran WEF, panel terdiri diisi oleh Lieve Mostrey (CEO Euroclear), Jeremy Allaire (CEO Circle), Denelle Dixon (CEO & Direktur Eksekutif Stellar Development), dan Anthony Scaramucci (pendiri SkyBridge Capital).  Diskusi ini membahas mengenai tokenisasi dan bagaimana tokenisasi memperkenalkan dinamika kepemilikan baru yang dihosting di blockchain dengan potensi memberi dampak pada berbagai sektor ekonomi.

Jeremy Allaire, CEO Circle, stablecoin USDC, mengatakan dalam diskusi panel di WEF bahwa ia percaya tokenisasi seharusnya tidak diatur oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Allaire menilai tokenisasi mirip dengan data dan token digunakan untuk membuktikan dan mewakili hal-hal yang memiliki nilai.

Posisi tokenisasi di sektor keuangan masih ambigu. Menurut Allaire, salah satu tantangannya adalah pemerintah mengatakan bahwa ini adalah instrumen moneter yang baru — ini bukan ekuitas atau instrumen keuangan. Hal itu menyebabkan di AS muncul pernyataan bahwa token haruslah sekuritas.

Tonton debat WEF selengkapnya di sini.

Wall Street dan Tokenisasi


Ada dorongan kuat dari perusahaan-perusahaan Wall Street untuk meningkatkan upaya mereka dalam melakukan tokenisasi aset di blockchain, seperti yang saya laporkan untuk Benzinga. Tokenisasi adalah saat aset berwujud dan tidak berwujud diubah menjadi token digital — mulai dari saham, obligasi, emas batangan, real estate, hingga seni digital dan fisik.

Pada bulan Maret 2023, CEO BlackRock, Larry Fink, juga berkomentar dalam surat tahunannya kepada pemegang saham bahwa ada potensi operasional dari beberapa teknologi yang mendasari ruang aset digital, yang dapat memiliki potensi menarik.

Tokenisasi kelas aset “menawarkan prospek untuk mendorong efisiensi di pasar modal, memperpendek rantai nilai, dan meningkatkan biaya dan akses bagi investor,” katanya.

Dana Tokenisasi Meroket ke Nilai $800 Juta di Tahun 2023


Tokenisasi aset tradisional juga telah menarik perhatian lembaga keuangan lama. Menurut laporan terbaru dari Moody’s, sebuah perusahaan penilai risiko investasi terkemuka, nilai dana yang ditokenisasi telah meningkat dari $100 juta pada awal 2023 menjadi $800 juta hari ini. Peningkatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk meningkatnya tokenisasi perbendaharaan A.S., menurut laporan kontributor Cryptonews, Ruholamin Haqshanas.

Akan sangat menarik untuk melihat bagaimana tren tokenisasi dimainkan pada tahun 2024. Bagi Anda yang tertarik dengan token crypto baru, silahkan baca artikel kami lainnya tentang crypto baru terbaik untuk dibeli saat ini.

Crypto Baru Terbaik