. 6 min read

Apa Itu KYC? Penjelasan Tentang Proses Mengenali Pelanggan Anda

Apa Itu KYC

Bagi Anda yang bingung apa itu KYC, KYC adalah singkatan dari Know Your Customer. KYC merupakan proses verifikasi yang digunakan selama transaksi untuk mengonfirmasi identitas pelanggan. Proses ini dilakukan sebagian besar untuk tujuan keamanan dan regulasi.

KYC tidak hanya untuk transaksi mata uang kripto saja. Anda pasti pernah mengalaminya jika Anda membuka rekening bank ataupun dompet digital, menandatangani kontrak ponsel, atau membuka kartu kredit.

Cara kerjanya seperti ini, misalnya Anda ingin membuka rekening suatu Bank, pasti akan melewati serangkaian verifikasi yang dilakukan oleh petugas Bank. Sebagai orang awam tentu banyak dari masyarakt tidak mengetahui apa itu e KYC BRI? Sebagai lembaga keuangan yang bekerja sama dengan lembaga pemerintah menggunakan data yang diberikan oleh pelanggan. Data yang diberikan kemudian dimasukkan ke dalam basis data yang berisi potensi risiko berbisnis dengan pelanggan tersebut.

Basis data tersebut menyimpan informasi yang akan menandai pelanggan dengan tanda negatif. Proses ini dilakukan untuk mencegah pencucian uang, pendanaan terorisme, dan kegiatan jahat lainnya. Jadi dengan mengetahui apa itu e KYC BRI, maka Lembaga Keuangan ini membantu mengatasi risiko keuangannya dalam berbisnis dengan pelanggan.

Setelah mengetahui KYC itu apa, sekarang kita akan beralih dan mengenal lebih dalam perbedaanya dengan AML, yang kadang kala disalah artikan oleh sebagian orang.

Apa Perbedaan Antara AML dan KYC?


Dengan mengetahui apa itu KYC, maka Anda akan dengan mudah memahami perbedaannya dengan AML. Apa itu proses e-KYC? dan apakah proses itu sulit? Mari kita bahas masalah ini lebih dalam.

Dalam dunia keuangan, AML (Anti Money Laundering) dan KYC (Know Your Customer) adalah dua proses penting yang sering disalahartikan. Namun, dengan memahami apa itu KYC, perbedaan antara keduanya menjadi jelas. KYC adalah proses yang dirancang untuk mengidentifikasi dan memverifikasi identitas pelanggan guna mencegah penyalahgunaan keuangan, sedangkan AML lebih berkaitan dengan langkah-langkah untuk mencegah pencucian uang. Meskipun keduanya terkait erat, KYC lebih fokus pada pengumpulan data pelanggan, sedangkan AML lebih luas mencakup strategi pencegahan dan deteksi aktivitas pencucian uang.

Lantas apa itu proses e-KYC? Proses e-KYC (Know Your Customer elektronik) adalah evolusi dari KYC tradisional, yang melibatkan penggunaan teknologi digital untuk mengumpulkan dan memverifikasi informasi identitas pelanggan secara cepat dan efisien. Dengan e-KYC, pelanggan dapat melakukan verifikasi identitas secara online tanpa perlu datang ke kantor secara fisik. Meskipun mirip dengan KYC, e-KYC membawa kemudahan dan kecepatan dalam proses verifikasi identitas, menghasilkan pengalaman pelanggan yang lebih baik. Penting untuk dicatat bahwa e-KYC tetap mematuhi standar keamanan dan privasi data yang ketat.

Apa yang Anda Perlukan Untuk Menyelesaikan Verifikasi KYC


Setelah memahami apa itu KYC atau apa itu e-KYC, sekarang kita beralih ke cara menyelesaikan verifikasi KYC. Secara umum, KYC adalah persyaratan yang mengharuskan Anda untuk membagikan foto kartu identitas resmi yang dikeluarkan pemerintah, seperti KTP, Paspor, atau SIM. Anda juga harus mengirimkan foto diri Anda. Foto tersebut kemudian dibandingkan dengan ID yang dikirimkan.

Terkadang bagian dari proses verifikasi adalah mengirimkan foto diri Anda yang sedang memegang kartu identitas. Beberapa verifikasi bahkan meminta foto pelanggan memegang selembar kertas dengan kalimat pendek yang ditulis tangan. Verifikator akan memberikan frasa yang harus ditulis. Frasa ini sering kali menyertakan nama Anda dan tanggal. Teknik ini membantu memverifikasi bahwa orang yang mengajukan KYC tidak memalsukan dokumen atau foto.

Sekali lagi, ini adalah generalisasi karena setiap situs web/aplikasi bisa berbeda. Ada banyak video cara melakukan verifikasi KYC, Anda bisa melihatnya di YouTube maupun platform lain yang ada di internet.

Siapa yang Mengatur KYC?


Sebenarnya KYC itu apa dan siapa yang mengaturnya?, Baik KYC, AML, dan sistem regulasi serupa berasal dari nasional dan internasional. Ini berarti ada beberapa badan yang menstandarisasi dan mengatur verifikasi KYC secara global. Setiap negara memiliki badan pengatur sendiri yang menangani verifikasi dan regulasi AML, KYC, atau sistem apa pun yang mereka miliki. Beberapa tempat memiliki beberapa badan pemerintah atau menggunakan organisasi yang diprivatisasi untuk menangani verifikasi.

Sebagai contoh, SWIFT adalah organisasi besar yang terlibat dalam menangani transaksi keuangan internasional. Di situs webnya, SWIFT menyediakan daftar siapa yang menetapkan standar, menangani verifikasi, dan mengatur KYC. Berikut ini beberapa daftar badan yang mengatur KYC yang berasal dari luar negeri, dan bisa digunakan sebagai contoh agar Anda bisa memahami apa itu e-KYC lebih mudah.

Bagaimana Perusahaan Kripto Beradaptasi dengan KYC


Dengan memahami apa itu e KYC, maka akan mudah mempelajari bagaimana implementasinya dengan perusahaan kripto. Kredibilitas mata uang kripto telah menjadi perdebatan sejak awal. Ada banyak argumen yang mendukung dan menentang keamanan, edukasi, dan adopsi kripto secara luas. Hal ini berlaku untuk perusahaan kripto, pelanggan, dan lembaga pemerintah. Liputan media baru-baru ini dan adopsi globalnya juga telah mendorong pertumbuhan kripto.

Namun, masih ada masalah keamanan dan kredibilitas yang menghambat pertumbuhan industri ini. Investor, konsumen, lembaga keuangan tradisional, dan lembaga pemerintah sepakat setidaknya pada satu masalah yaitu kripto yang membutuhkan lebih banyak kejelasan dalam regulasi.

Sebagai contoh Dana yang merupakan dompet digital yang kerap kali digunakan untuk membeli mata uang kripto di Indonesia juga mewajibkan penggunanya untuk melakukan KYC. Seperti apa itu KYC Dana? Sebenarnya sama saja seperti KYC pada umumnya, yang mengharuskan pengguna untuk mengunggah foto ID dan foto selfi mereka sebagai alat verifikasi bagi platform tersebut.

Karena kerap kali dibutuhkan kerja sama dari pembuat undang-undang dan perusahaan kripto. Menjembatani peraturan keuangan tradisional dengan teknologi baru dan berbeda secara fundamental adalah tugas yang sangat besar.

Kritik Terhadap KYC


Setelah memahami apa itu KYC Dana, apakah sistem ini sempurna? Jawabannya tentu tidak, karena setiap sistem pasti memiliki celah dan masalah. Masalah utama dalam proses KYC dan mata uang kripto adalah bahwa mata uang kripto, secara desain, seharusnya terdesentralisasi. Sifat dari KYC, standarisasi, dan regulasi yang merupakan kebalikan dari desentralisasi. Namun, dipahami oleh platform perdagangan utama, seperti Binance, bahwa KYC diperlukan untuk pertumbuhan industri kripto. Bahkan jika itu bertentangan dengan aspek desentralisasi. Sangat penting, pada tahap ‘area abu-abu’ dalam kripto ini, bagi bursa tersentralisasi seperti mereka wajib untuk mematuhinya.

“Bagi pengguna yang peduli dengan etos anonimitas melalui blockchain terdesentralisasi, kehilangan anonimitas adalah harga mahal yang harus dibayar terutama ketika mereka mengirimkan detail KYC mereka ke bursa mata uang kripto yang terpusat. Walaupun bursa mata uang digital menjanjikan untuk memperlakukan informasi pribadi pengguna dengan hati-hati, banyak orang yang lebih memilih untuk menjaga anonimitas tidak ingin mengambil risiko tersebut. Ketakutan ini bukannya tidak berdasar karena banyak bursa yang masih belum memiliki sistem KYC yang kuat untuk mengamankan informasi konsumen,” tulis Binance tentang pentingnya KYC dalam kripto.

Konsep Penting dari KYC


Ada potensi risiko dan manfaat yang datang dengan regulasi ruang kripto. Sebanyak orang menikmati privasi mereka, dapat dipahami bahwa apa yang dibutuhkan kripto adalah kejelasan regulasi dan standardisasi. Hal ini sering dianggap sebagai masalah terbesar yang menghambat pertumbuhannya.

Perusahaan kripto terkemuka seperti Binance paham betul apa itu e-KYC dan fungsinya untuk perusahaannya. KYC dapat membantu mengurangi beberapa ketidakpastian di pasar. Ini karena KYC adalah langkah menuju standardisasi dan keamanan. Perusahaan akan memiliki lebih banyak ruang untuk pertumbuhan. Mereka dapat beroperasi bebas dari rasa takut akan melanggar batas-batas hukum. Kenyamanan yang sama juga dirasakan oleh konsumen, mengetahui bahwa setiap modal yang dimasukkan ke dalam kripto dianggap sah membuat kripto terasa lebih aman.

Argumen yang sama dapat digunakan untuk menentang regulasi KYC di ruang kripto. Orang-orang yang mengetahui apa itu KYC dan desentralisasi kripto akan menentang standarisasi dan regulasi kripto akan berargumen bahwa KYC mengancam aspek desentralisasi, privasi, keamanan, dan resistensi terhadap sensor. Hal ini akan menggerakkan kripto ke arah yang berlawanan dengan prinsip-prinsip inti yang melahirkannya. Privasi dan anonimitas mata uang kripto tetap menjadi atribut yang menarik bagi sebagian besar komunitas. Orang-orang tertarik pada ideologi untuk mendapatkan kembali kendali atas aset mereka.

Terlepas dari pilihan Anda, hal terpenting yang harus diingat adalah selalu melindungi informasi pribadi Anda. Adalah tanggung jawab Anda untuk rajin meneliti keabsahan sebuah tempat di mana Anda diminta untuk memasukkan informasi pribadi.