BTC 2.24%
$62,165.26
ETH 2.88%
$2,420.71
SOL 4.26%
$143.09
PEPE 6.87%
$0.0000093
SHIB 7.23%
$0.000017
BNB 1.90%
$555.97
DOGE 3.58%
$0.10
XRP 2.14%
$0.53
TG.Casino
diberdayakan oleh $TGC

Hugo Philion, Co-Founder Flare, tentang DeFi yang Lebih Buruk dari TradFi, Masalah Kritis Kripto, dan Solusi Adopsi | Ep. 370

Rinaldy
| 6 min read
Pemberitahuan: Penting untuk diingat bahwa investasi di crypto memiliki risiko tinggi. Artikel ini disediakan sebagai informasi dan bukan sebagai saran investasi. Dengan menggunakan situs ini, Anda menyetujui syarat dan ketentuan kami. Kami mungkin saja menggunakan tautan afiliasi dalam konten kami dan menerima komisi.

Dalam wawancara eksklusif dengan Cryptonews Podcast, Hugo Philion, salah satu pendiri blockchain Flare dan CEO dari Flare Labs, membahas mengenai pengembangan pengalaman Web2 dengan jaminan Web3 serta mengapa DeFi saat ini dinilai lebih buruk dibandingkan TradFi.

Ia menyoroti masalah utama dalam industri, di mana iterasi teknologi malah membawa industri ke titik yang tidak diminati oleh banyak orang. Proyek-proyek saat ini terlalu berfokus pada infrastruktur, dan Trusted Execution Environments (TEEs) dipandang sebagai solusi terbaik untuk adopsi massal.

Meluncurkan Solusi Cepat demi Uang

Sebelum meluncurkan Flare, tim melakukan penelitian dan menemukan masalah besar dalam industri.

“Banyak pihak dengan senang hati meluncurkan solusi cepat yang kurang berkualitas karena hal itu menghasilkan keuntungan besar,” ujar Philion. Menurutnya, pendekatan ini tidak sesuai dengan standar para insinyur yang serius.

Philion menambahkan bahwa model oracle yang ada memiliki beberapa masalah mendasar. Sebagai informasi, oracle adalah aplikasi eksternal yang tidak berasal dari chain itu sendiri.

Karena itu, tidak ada jaminan keamanan yang jelas dalam sistem oracle yang ada. Misalnya, tidak ada pihak yang menjamin jumlah node yang menyediakan data harga.

Philion memperingatkan bahwa masalah menjadi lebih parah jika kita melihat oracle terbesar yang menyediakan harga dengan hanya lima node. Jumlah ini terlalu kecil, sehingga memudahkan segelintir pihak untuk melakukan manipulasi.

Oleh karena itu, Philion menyatakan, “Kenyataannya adalah kita telah membangun sesuatu yang lebih buruk dibandingkan TradFi. Ini benar-benar tidak masuk akal.”

Dalam sistem TradFi, ada kewajiban hukum untuk menyediakan harga yang adil. Namun, di DeFi, oracle tidak diwajibkan untuk memberikan harga likuidasi atau harga masuk yang tepat.

Proyek-proyek dalam industri ini juga tidak bisa hanya mengandalkan aspek finansial. “Orang-orang tidak cukup tertarik pada konsep uang yang terdesentralisasi sehingga itu dapat diadopsi secara massal,” ujar Philion.

Industri ini perlu menghadirkan solusi yang relevan bagi pengguna. Misalnya, pasar prediksi dalam kripto, meskipun tidak sempurna, setidaknya memberi kesan adopsi yang nyata.

Masalah Kritis Kripto: Stagnasi

Philion menyatakan bahwa meskipun industri kripto sudah berkembang, masih banyak yang perlu dicapai.

Selama ini, industri telah mengalami stagnasi dalam hal penggunaan kasus (use case) yang signifikan. Ia menegaskan bahwa melanjutkan iterasi pada DeFi hanya akan membawa industri ini ke titik yang tidak diminati oleh siapa pun.

Menurut Philion, masalah kritis dalam kripto adalah proyek-proyek yang fokus pada infrastruktur karena hal ini memungkinkan sebagian pihak untuk mendapatkan keuntungan besar. Namun, pendekatan ini tidak akan mengarah pada adopsi massal.

Banyak orang yang membahas infrastruktur, tetapi Trusted Execution Environments (TEEs) masih kurang dihargai dan dianggap remeh.

“TEEs mungkin tidak terdengar menarik,” jelas Philion. “Namun, industri ini sering kali terhambat oleh kemampuan untuk menceritakan kisah yang bagus, bukan aplikasi yang benar-benar bagus.”

Menurut tim Flare, jalan terbaik menuju adopsi massal adalah memberikan aplikasi hebat yang didukung oleh jaminan blockchain.

Perkembangan industri sangat bergantung pada TEEs, dan inilah cara tercepat serta paling aman untuk menjangkau miliaran pengguna.

TEEs adalah chip yang sudah sering kita gunakan, seperti Face ID di ponsel. Sistem lainnya tidak memiliki akses ke data dalam TEEs, sehingga tingkat keamanannya sangat tinggi.

Bagi Flare, TEEs memungkinkan verifikasi hasil komputasi yang dapat dipercaya. Selain itu, TEEs memungkinkan data dalam jumlah besar dibawa ke dalam blockchain dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan solusi populer lainnya.

Sebagai contoh, penyimpanan satu gigabyte di Ethereum membutuhkan biaya sekitar $60 juta, atau $10 juta di Solana. Sementara di Google Cloud, biayanya hanya $0,27, ungkap Philion.

“Kita harus menemukan cara untuk menggabungkan efisiensi teknologi yang kita kenal dengan sifat trustless dan uncensorable dari blockchain,” tambahnya.

TradFi = Jaminan Hukum, Kripto = Jaminan Perangkat Lunak

Philion menjelaskan bahwa sistem TradFi hadir dengan jaminan hukum, sementara industri aset digital baru tidak memiliki jaminan yang sama.

Di industri kripto, kita justru tidak menginginkan adanya jaminan hukum. “Yang kita butuhkan adalah jaminan perangkat lunak yang berasal dari teori dan praktik desentralisasi. Kita ingin sistem kita seaman proof-of-stake,” ujar CEO tersebut.

Namun, ia menambahkan bahwa struktur blockchain yang hanya memiliki lima validator dan jumlah stake yang minim tidak akan memberikan keamanan yang cukup.

Menurut Philion, sistem oracle di Flare berbeda karena datanya diamankan oleh 67% dari token yang di-stake. Oracle di Flare adalah bagian dari chain Layer-1 dan diamankan dengan cara yang sama seperti chain itu sendiri.

Flare memiliki dua oracle utama. Yang pertama adalah Flare Time Series Oracle yang dirancang untuk data yang tidak dapat dilihat dengan sempurna oleh validator, seperti harga yang berubah seiring waktu.

Oracle kedua adalah Flare Data Connector yang digunakan untuk data deterministik atau yang dapat diamati dari Web2 dan Web3, seperti jumlah transaksi atau jumlah likes di sebuah post.

“Kita bisa membuktikan sebuah peristiwa dari blockchain lain seperti Bitcoin, Ethereum, dan L2 ke chain kita,” jelas Philion. Data ini diamankan oleh stake yang ada di jaringan. Hal ini berbeda dengan oracle yang ada saat ini, yang tidak memiliki mekanisme keamanan yang jelas.

Blockchain Mengunci Taruhan

Salah satu area di mana ekosistem Flare sangat berguna adalah dalam taruhan olahraga. Flare Data Connector memungkinkan pengambilan hasil dengan mudah dari berbagai sumber.

Flare memecahkan masalah transmisi data dari API Web2 ke blockchain, memungkinkan konsensus tentang hasil pertandingan olahraga atau debat presiden. Oracle dapat mengumpulkan data dari berbagai outlet berita yang menyediakan hasil tersebut.

Philion menegaskan bahwa setelah taruhan ditempatkan, sejarah chain tidak dapat diubah.

Arbitrase dalam taruhan olahraga sering kali mengalami kesalahan harga antara berbagai bookmaker, yang mengakibatkan pembatalan taruhan dan kerugian uang.

“Ini bukan cara yang adil dalam memperlakukan pelanggan,” ujar Philion. Namun dengan blockchain, “Setelah harga ditetapkan, itulah harga yang akan Anda dapatkan.”

Kolateral disimpan on-chain di antara pihak-pihak yang bertaruh dan penyelesaian dilakukan berdasarkan data berkualitas tinggi, tambah Philion.

Jika Anda tertarik dengan potensi kripto baru yang sedang berkembang, jangan lewatkan informasi penting tentang daftar coin baru yang mungkin akan menjadi investasi menjanjikan. Temukan koin-koin baru yang akan segera diluncurkan di pasar crypto. Klik sekarang untuk melihat daftar lengkapnya!

Apakah Anda mencari peluang investasi crypto yang lebih menguntungkan? Lihat rekomendasi crypto yang akan naik untuk tahun ini. Jangan sampai ketinggalan potensi keuntungan besar dari kripto ini, klik untuk membaca selengkapnya!


Itu belum semua.

Dalam wawancara ini, Philion juga membahas:

  • transisi dari TradFi ke blockchain;
  • pertemuan dengan rekan pendiri saat belajar machine learning di UCL dan alasan memilih nama Flare;
  • peran Google Cloud sebagai validator: baik, tetapi bukan yang terbaik;
  • validator terbesar dalam ekosistem Flare;
  • hackathon yang fokus pada Confidential Compute menggunakan TEEs dan blockchain;
  • pemilihan presiden AS dan dampak kekuatan Federal Reserve terhadap kripto, di mana AS bukan satu-satunya faktor penting;
  • relevansi ekonomi Asia dalam perkembangan kripto;
  • pandangan berbeda mengenai kepemilikan kripto di Asia dan beberapa negara Barat.

Anda bisa menonton episode podcast lengkapnya di sini.


Tentang Hugo Philion

Hugo Philion, Co-Founder Flare, tentang DeFi yang Lebih Buruk dari TradFi, Masalah Kritis Kripto, dan Solusi Adopsi | Ep. 370

Hugo Philion adalah pembicara internasional dan pemimpin pemikiran yang diakui secara global. Ia merupakan salah satu pendiri Flare dan CEO Flare Labs.

Flare adalah blockchain untuk data, sebuah platform smart contract berbasis EVM yang dirancang khusus untuk mendukung berbagai use case yang memerlukan data intensif, seperti machine learning, tokenisasi aset dunia nyata, gaming, dan media sosial.