Apa Itu Crypto? – Panduan Lengkap untuk Pemula
Mata uang kripto adalah aset digital yang berfungsi sebagai uang, merepresentasikan nilai, atau menjalankan fungsi utilitas pada blockchain, Dalam panduan ini, kita akan membahas secara lebih mendalam mengenai apa itu crypto.
Kita juga akan mengulas tentang apa itu blockchain, cara kerja mata uang kripto, bursa kripto, dan bagaimana cara menggunakan mata uang kripto. Jadi, apabila Anda sedang mencari informasi berharga dan ingin memperdalam pengetahuan tentang apa itu cryptocurrency, baca panduan apa itu crypto yang kami paparkan ini sampai akhir.
Apa itu Crypto?
Untuk memulai artikel ini, mari kita membahas tentang apa yang dimaksud dengan cryptocurrency. Dilansir dari Kontan.co.id, cryptocurrency adalah aset digital yang dirancang untuk bekerja sebagai alat pertukaran menggunakan kriptografi yang kuat agar transaksi keuangan semakin aman.
Kata cryptocurrency berasal dari dua kosa kata, yaitu cryptography yang berarti rahasia dan currency yang artinya mata uang. Dengan kata lain, cryptocurrency artinya adalah mata uang yang aman atau rahasia.
Bitcoin memicu revolusi kripto modern pada tahun 2009. Kala itu BTC diluncurkan oleh seseorang atau tim anonim bernama Satoshi Nakamoto.
Saat ini sudah banyak orang mengenal apa yang dimaksud dengan cryptocurrency dan Bitcoin (BTC) menjadi koin yang paling populer. BTC bahkan kerap disebut sebagai ‘emas digital’ lantaran hanya ada sebanyak 21 juta BTC yang tersedia dan kini semakin langka.
Jenis-jenis Kripto
Seiring berjalannya waktu, muncul daftar coin baru dengan berbagai tujuan. Beberapa di antaranya bertujuan untuk mempercepat proses transaksi, sedangkan lainnya memiliki tujuan untuk menambahkan fungsionalitas baru ke jaringan blockchain.
Litecoin diluncurkan pada tahun 2011 sebagai sebuah ‘fork’ dari Bitcoin atau versi modifikasi dari kode Bitcoin. Litecoin mampu memproses transaksi lebih cepat dibanding jaringan Bitcoin.
Pada tahun 2015, jaringan Ethereum diluncurkan, membawa kemampuan pemrograman yang kuat ke dunia kripto. Proyek ini mengarah pada program yang berjalan di blockchain, yang saat ini kita kenal sebagai kontrak pintar.
Kripto Teratas
Saat ini ada puluhan ribu cryptocurrency yang beredar, meskipun tidak sedikit yang gagal bertahan. Kendati demikian, proyek-proyek terkemuka telah menikmati nilai keseluruhan yang lebih tinggi, dengan urutan yang berubah seiring dengan perkembangan adopsi pasar.
Dilansir dari Liputan6.com, Bitcoin masih menjadi raksasa di pasar kripto sebagai koin dengan kapitalisasi pasar terbesar. Pada saat artikel ini ditulis, BTC memiliki kapitalisasi pasar sebesar $1,1 triliun. Sebagai informasi, total keseluruhan kapitalisasi pasar cryptocurrency adalah $1,9 triliun.
Berikut ini contoh crypto teratas berdasarkan kapitalisasi pasar (total nilai pasar):
- Bitcoin (BTC)
- Ethereum (ETH)
- Tether (USDT)
- BNB (BNB)
- Solana (SOL)
- US Dollar Coin (USDC)
- Ripple (XRP)
- Dogecoin (DOGE)
- TRON (TRX)
- Toncoin (TON)
Dari 10 cryptocurrency terbaik saat ini, dua di antaranya (USDT dan USDC) merupakan stablecoin yang artinya mengacu pada mata uang lain, dalam hal ini USD. Kedua koin tersebut menggunakan dukungan USD atau aset yang setara untuk mempertahankan nilainya di $1.
Sementara itu, mata uang lain yang tercantum di atas menjadi penggerak di jaringannya masing-masing. Utilitas ini juga memberi nilai pada koin-koin tersebut, terutama untuk jaringan yang banyak digunakan seperti Bitcoin dan Ethereum.
Anda dapat mengetahui jenis-jenis cryptocurrency secara lebih terperinci dengan membaca artikel kami mengenai jenis crypto.
Bagaimana Cara Kerja Crypto?
Saat digunakan sebagai mata uang, kripto bekerja seperti mata uang fiat. Fiat sendiri mengacu pada uang tradisional yang kita kenal selama ini, seperti IDR, USD, atau GBP. Fiat berasal dari bahasa Latin yang dapat diartikan sebagai perintah. Jadi, uang fiat menjadi sebuah mata uang dikarenakan pemerintah menyebutkan bahwa uang tersebut adalah mata uang.
Di sisi lain, kripto mendapatkan nilainya sebagai mata uang dari pasar. Pasar perdagangan menentukan nilai aset kripto tertentu. Anda dapat mengirimkan kripto ke vendor untuk membayar barang atau jasa, atau mengirim kripto untuk melunasi hutang.
Dalam mempelajari apa itu crypto, ada baiknya kita mengingat sebuah peristiwa yang dikenal sebagai Bitcoin’s Pizza Day yang merupakan tonggak penting dalam sejarah Bitcoin pada 22 Mei 2010 silam.
Dilansir dari Republika.co.id, peristiwa Bitcoin’s Pizza Day menceritakan seseorang bernama Laszlo Hanyecz membeli dua buah pizza dan membayarnya menggunakan Bitcoin. Kala itu, Bitcoin masih berada dalam tahap awal, belum banyak orang mengerti apa itu crypto, dan BTC belum memiliki nilai tukar yang ditetapkan seperti sekarang.
Laszlo Hanyecz kemudian membuat pengumuman di forum BitcoinTalk. Ia menawarkan 10.000 Bitcoin kepada siapapun yang bersedia memberinya dua buah pizza. Pada saat itu 10.000 Bitcoin masih memiliki nilai yang sangat rendah sementara dua buah pizza memiliki harga berkisar 25 USD.
Seseorang dari Britania Raya bersedia menerima tawaran tersebut dan memesan dua buah pizza untuk Laszlo. Kemudian, Laszlo mengirimkan 10.000 BTC ke alamat Bitcoin orang tersebut.
Peristiwa ini menggambarkan bagaimana Bitcoin menjadi alat pembayaran atau alat tukar, meskipun pada saat itu nilainya masih sangat rendah. Sama seperti mata uang lainnya, kripto dapat menjadi alat tukar apabila ada keyakinan bahwa orang lain akan menerima kripto sebagai alat tukar di masa depan.
Kripto beredar tanpa dikendalikan oleh bank atau perusahaan tertentu. Artinya, sifat crypto adalah terdesentralisasi alias tidak ada satupun pihak yang menjadi perantara apabila transaksi terjadi.
Bagaimana Cryptocurrency Dibuat?
Saat mencari tahu tentang apa itu crypto, Anda mungkin akan berpikir bagaimana kripto dibuat. Ada banyak cryptocurrency mengembangkan pasokannya melalui penambangan, seperti Bitcoin. Penambangan yang dimaksud adalah proses dimana jaringan menyediakan koin baru sebagai hadiah untuk memvalidasi transaksi jaringan.
Proses penambangan membutuhkan ‘kerja’, karena para penambang harus memecahkan teka-teki kriptografi. Hal semacam ini disebut dengan protokol Proof-of-Work (PoW).
Protokol lain yang dikenal di dalam dunia kripto adalah Proof-of-Stake (PoS), Proof-of-History (PoH), atau model lain untuk mencapai konsensus, sebuah kesepakatan bahwa transaksi tersebut valid.
Jaringan Proof-of-Stake (PoS) juga memberikan imbalan, menambahkan lebih banyak mata uang sebagai hasil dari proses konsensus.
- Mining (Penambangan) menggunakan Proof-of-Work untuk membuat koin baru di jaringan sebagai upah penambangan.
- Minting mengacu pada penggunaan algoritma untuk membuat koin atau token baru sebagai hadiah staking crypto, atau sebagai token untuk digunakan di blockchain. Misalnya, $PEPE adalah token yang dicetak di jaringan Ethereum, yang bukan merupakan hasil dari staking atau penambangan, sedangkan pasokan ETH baru berasal dari staking.
Apa Perbedaan Crypto dengan Mata Uang Fiat?
Mata uang fiat menjadi alat pembayaran yang sah karena pemerintah menyatakan hal tersebut. Sebagai contoh, mata uang Dolar AS bertuliskan sebagai berikut:
“This note is legal tender for all debts, public and private.”
Artinya:
“Uang kertas ini adalah alat pembayaran yang sah untuk semua utang, baik utang publik maupun utang pribadi.”
Di sisi lain, kripto tidak ditautkan pada utang dan tidak dinyatakan sebagai uang dalam banyak kasus. Kendati demikian, saat ini beberapa negara telah mengadopsi Bitcoin (BTC) sebagai alat pembayaran yang sah.
Berbeda dengan mata uang fiat, orang dapat secara bebas memilih untuk memiliki mata uang crypto sebagai uang, investasi, atau perdagangan spekulatif.
Sentralisasi vs Desentralisasi
Mata uang fiat tersentralisasi, yang artinya pasokan dan nilainya dikendalikan oleh pemerintah dan bank sentral. Di sisi lain, sebagian besar cryptocurrency terdesentralisasi, dengan perubahan pada protokol dan emisi (koin atau token tambahan) yang ditentukan oleh komunitas di seluruh dunia.
Sebagai contoh, perubahan pada Bitcoin membutuhkan pemungutan suara pada Bitcoin Improvement Proposal (BIP) dengan persetujuan dari 95% penambang.
Kendati demikian, desentralisasi tidak berlaku secara universal untuk semua mata uang crypto. Misalnya, Ripple (XRP) dengan metode suplai dan validasinya ditentukan oleh satu perusahaan yaitu Ripple Labs.
Beberapa kripto yang menggunakan konsensus terdesentralisasi (kesepakatan dalam transaksi) juga mendapatkan kontrol ketat oleh sebuah kelompok terpusat.
Di samping itu, seringkali terjadi juga transisi dari kontrol sentralisasi ke kontrol desentralisasi. Cardano menjadi contoh terbaik untuk menggambarkannya, yang dimulai dari jaringan sentralisasi tetapi bergerak menuju desentralisasi.
Apa Itu Blockchain?
Pertanyaan tentang apa itu crypto kemudian akan memunculkan pertanyaan baru yaitu apa itu blockchain karena keduanya sangat berkaitan.
Dilansir dari CNBC Indonesia, blockchain merupakan sebuah teknologi yang digunakan sebagai bank data secara digital dan terhubung dengan kriptografi. Secara sederhana, blockchain adalah sebuah buku besar (ledger) yang mencatat transaksi mata uang crypto.
Istilah blockchain merujuk pada strukturnya, sebagai berikut:
- Transaksi dikelompokkan dalam blok-blok oleh para penambang dan validator.
- Setiap blok merujuk ke blok sebelumnya atau blok induk menggunakan hash kriptografi.
- Blok-blok yang terhubung ini kemudian membentuk sebuah rantai.
Dikarenakan setiap blok merujuk pada blok sebelumnya atau blok induknya, transaksi yang terjadi di dalam blockchain sulit untuk diubah.
Struktur blockchain berbeda dengan perbankan tradisional atau pada mata uang fiat. Jika sebuah bank atau perusahaan keuangan ingin membalikkan sebuah transaksi, mereka dapat melakukannya dengan mengubah nilai di dalam database.
Keabadian transaksi di blockchain disebut juga dikenal dengan istilah immutability. Kendati tidak membuat transaksi mustahil untuk diubah, struktur blockchain membuat transaksi sangat sulit untuk diubah. Transaksi dalam blok menjadi lebih permanen ketika blok baru ditambahkan ke dalam rantai.
Sebagai contoh, pada jaringan Bitcoin, biaya untuk mengubah transaksi sebelumnya lebih besar daripada potensi keuntungannya. Untuk dapat mengubah sebuah transaksi, Anda harus menambang ulang setiap blok setelah blok yang menyimpan transaksi tersebut. Di samping itu, Anda perlu melakukannya lebih cepat daripada jaringan lain yang dapat menambang blok-blok valid baru (Bitcoin memilih rantai yang paling panjang).
Setelah enam konfirmasi blok, transaksi Bitcoin dianggap selesai. Namun, dari sudut pandang praktis, transaksi yang lebih kecil bersifat permanen setelah satu kali konfirmasi blok karena adanya biaya untuk menambang ulang sebuah blok.
Jaringan Bitcoin menggunakan konsensus Proof-of-Work (PoW) yang akan kita bahas pada bagian berikutnya. Selain itu, jika Anda ingin mempelajari tentang blockchain secara lebih mendalam, bacalah artikel kami tentang teknologi blockchain.
Proof of Work (PoW) vs Proof of Stake (PoS)
Agar ledger (buku besar) dapat dipercaya (dan agar mata uang digital memiliki nilai), harus ada cara untuk menyepakati bahwa transaksi tersebut valid. Dalam keuangan tradisional, bank dan institusi keuangan biasanya menjadi penentu. Namun, blockchain pada crypto mengambil pendekatan berbeda.
Di dalam blockchain, jaringan harus mencapai konsensus dan kemudian memiliki metode untuk mengamankan transaksi sehingga tidak dapat diubah. Metode konsensus yang paling umum adalah Proof-of-Work (PoW) dan Proof-of-Stake (PoS).
Penting untuk memahami perbedaan mendasar antara PoW dan PoS saat Anda ingin memperdalam pengetahuan tentang apa itu crypto.
Proof of Work (PoW)
Proof-of-Work (PoW) berawal dari sebuah makalah yang ditulis oleh Adam Back pada tahun 2002. Makalah tersebut merinci metode untuk membatasi spam email dan serangan denial of service melalui kerja minimum dari CPU untuk memecahkan masalah kriptografi.
Satoshi, nama samaran penemu Bitcoin, kemudian mengadopsi ide tersebut untuk Bitcoin. Hal ini membuat para penambang BTC dapat menebak nilai hash yang tepat untuk menambahkan blok baru ke dalam blockchain. Waktu dan biaya terkait dengan pekerjaan ini membuatnya menjadi penghalang untuk mengubah transaksi di dalam blockchain.
Di sisi lain, ada insentif finansial untuk penambang. Seorang penambang dapat memperoleh BTC dengan mengarahkan kekuatan hashing untuk menambang blok baru guna mendapatkan upah penambang.
Proof-of-Work masih dianggap oleh banyak orang sebagai cara paling aman untuk melindungi blockchain. Beberapa jaringan yang sudah mapan lain seperti Litecoin, Dogecoin, Bitcoin Cash, Ethereum Classic, dan Monero juga mengguna menggunakan PoW.
Proof of Stake (PoS)
Kendati dianggap yang paling aman, PoW mendapatkan kritik terkait konsumsi energi. Sementara itu, dilansir dari Voi.id, Proof-of-Stake (PoS) lebih ramah energi dibanding PoW, yang membuatnya kini menjadi lebih populer.
Proof-of-Stake pertama kali dipelopori oleh Peercoin, yang menggunakan PoW dan PoS. PoS mengharuskan validator untuk memberikan jaminan dengan mempertaruhkan sesuatu yang berharga.
Jika validator melanggar protokol atau seperangkat aturan, kepemilikan validator akan dipotong. Artinya, semua atau sebagian mata uang crypto yang dipertaruhkan dapat diambil dari validator apabila melanggar protokol.
Validator adalah sebuah komputer di jaringan yang menjalankan perangkat lunak khusus guna memastikan transaksi valid dan node validator lainnya mengikuti protokol.
Jaringan Proof-of-Stake seringkali memiliki persyaratan minimum staking untuk setiap validator. Namun, mereka juga dapat menawarkan Delegated Proof-of-Stake (DPoS) yang memungkinkan orang-orang dengan saldo minimum untuk bekerjasama dan melakukan staking ke validator.
Beberapa metode konsensus lainnya yang perlu diketahui saat mempelajari crypto itu apa, yaitu:
- PoH: Proof of History
- PoET: Proof of Elapsed Time
- PoC: Proof of Capacity
Peran Konsensus dalam Kripto
Menurut Wikipedia, konsensus dapat diartikan sebagai sebuah kesepakatan bersama. Dalam kripto, konsensus (kesepakatan antar node) memberi kita cara untuk bertransaksi tanpa perlu mempercayai bank, institusi, atau pihak ketiga untuk memverifikasi transaksi.
Semua perlu kita lihat dapat diverifikasi dengan dompet kripto dan penjelajah blockchain untuk Bitcoin, Ethereum, atau jaringan apapun yang Anda gunakan.
Mekanisme konsensus memastikan bahwa semua node setuju dengan status buku besar blockchain dan semua transaksi adalah sah.
Sebagai pengguna, konsensus memungkinkan kita untuk merasa yakin akan keabsahan transaksi. Kita juga dapat memilih jaringan kripto berdasarkan keamanan yang disediakan oleh mekanisme konsensus.
Beberapa orang lebih percaya terhadap PoW, sementara yang lain lebih memilih PoS atau metode konsensus lainnya. Dalam dua kasus tersebut, kita tidak perlu mempercayai pihak ketiga yang mungkin tidak bekerja untuk kepentingan kita. Sebaliknya, kita mempercayai prosesnya dan memverifikasi hasilnya di blockchain publik.
Cara Mendapatkan Crypto
Disaat belum banyak orang tahu tentang crypto itu apa, mining atau penambangan menjadi cara yang paling populer untuk mendapatkan kripto. Namun, seiring dengan kelangkaannya, penambangan semakin sulit dilakukan.
Crypto adalah mata uang digital yang dapat diperoleh melalui tiga cara utama, yaitu:
Mining
Bitcoin pertama kali ditambang menggunakan perangkat CPU desktop saat belum banyak orang tahu crypto itu apa. Hal ini juga dialami oleh Litecoin, Dogecoin, serta beberapa proyek baru seperti Kaspa dan Zephyr. Pada awalnya, Ethereum juga ditambang dan sampai saat ini, rantai Ethereum asli yang disebut sebagai Ethereum Classic juga masih ditambang menggunakan PoW.
Hanya koin-koin dengan konsensus PoW yang dapat ditambang dengan cara tradisional. Algoritma penambangan menyesuaikan dengan tingkat kesulitan seiring dengan bertambahnya jumlah penambang atau penambang yang lebih baik.
Meningkatnya kesulitan dalam penambangan kripto menuntut penambang memiliki perangkat keras yang lebih baik.
Saat ini Bitcoin sudah tidak bisa ditambang secara kompetitif menggunakan CPU atau bahkan kartu grafis kelas atas. Industri penambangan Bitcoin didominasi oleh perangkat keras khusus yang disebut Application-Specific Integrated Circuits (ASIC).
Beberapa koin yang lebih kecil seperti Kaspa, Monero, dan Zephyr masih dapat ditambang menggunakan CPU atau kartu grafis. Namun, sebagian besar penggemar kripto lebih memilih untuk membelinya melalui bursa ketika harga turun.
Earning
Anda dapat mendapatkan kripto sebagai bentuk penghasilan. Kendati demikian, dalam beberapa kasus Anda harus sudah memiliki beberapa kripto terlebih dahulu untuk digunakan sebagai ‘modal’.
- Staking: Jaringan Proof-of-Stake seperti Ethereum dan Solana memungkinkan Anda untuk ‘mempertaruhkan’ token Anda guna mendapatkan imbalan staking. Imbalan tersebut dapat menghasilkan 3% APY atau bahkan lebih jika Anda memilih staking crypto terbaik.
- Protokol Imbal Hasil (Yield): Kontrak pintar membuka jalan bagi aplikasi keuangan terdesentralisasi (DeFi). Aplikasi terdesentralisasi (dApps) populer seperti Aave memungkinkan pengguna mendapatkan hasil dengan meminjam kripto kepada orang lain. GMX, aplikasi DeFi terkenal lainnya memungkinkan Anda memiliki sebagian dari keuntungan (atau kerugian) dalam bursa terdesentralisasi yang dibayarkan dalam bentuk kripto.
- Play-to-Earn (P2E): Game berbasis kripto adalah cara populer yang digunakan untuk mencari penghasilan kripto sembari bersenang-senang. Beberapa P2E populer antara lain Axie Infinity dan The Sandbox. Dapatkan daftar lengkap P2E terbaik dengan membaca artikel kami tentang game penghasil crypto.
- Kartu Hadiah Kripto: Beberapa kartu hadiah kripto, seperti dari Coinbase atau Gemini, memungkinkan Anda mendapatkan cashback atau pengembalian saat melakukan pembelian kripto.
- Bekerja untuk Crypto: Beberapa latform pekerja lepas menawarkan peluang untuk mendapatkan bayaran dalam bentuk kripto. Aplikasi pembayaran seperti Cash App, Strike, dan Venmo juga memungginkan pengguna untuk mengirim pembayaran kripto antar pengguna.
Buying
Membeli kripto dengan uang fiat merupakan cara paling efisien untuk membangun posisi. Namun, agar dapat membeli mata uang crypto pertama Anda dengan tepat, baca artikel kami tentang cara beli crypto.
Tempat Membeli Kripto
Setelah mengetahui tentang apa itu crypto, mungkin sekarang Anda mulai berpikir untuk membelinya. Cara paling umum untuk membeli crypto adalah menggunakan bursa kripto seperti Coinbase. Anda dapat membeli kripto dengan mata uang fiat seperti USD, GBP, atau mata uang lain yang didukung.
Bursa kripto pertama dimulai pada tahun 2010 saat Bitcoin Market diluncurkan. Beberapa bursa yang saat ini ada berasal dari era yang sama. Coinbase sebagai salah satu bursa terbesar berdiri pada tahun 2012, sementara Kraken dan Bitstamp pada 2011.
- Bursa Terpusat (CEX): Bursa terpusat dijalankan oleh sebuah perusahaan dan sebagian besar membutuhkan verifikasi identitas. Contoh bursa terpusat saat ini adalah Coinbase dan Kraken. Bursa-bursa tersebut mendukung perdagangan mata uang fiat dengan kripto dan dapat digunakan untuk menyimpan aset kripto Anda di dompet kustodian sampai Anda menariknya.
- Bursa Terdesentralisasi (DEX): Bursa terdesentralisasi dijalankan oleh perangkat lunak. Pengembang kontrak pintar menerbitkan aplikasi ke blockchain yang memungkinkan Anda memperdagangkan kripto dengan mata uang kripto lainnya. Anda juga dapat mendanai akun dengan menggunakan mata uang fiat melalui penyedia pihak ketiga. Beberapa DEX terpopuler saat ini adalah Uniswap dan Pancakeswap.
- Broker: Mirip dengan bursa terpusat, broker memungkinkan Anda membeli kripto dengan mata uang tradisional. Perbedaannya adalah Anda membeli dan/atau menjual kepada broker, bukan berdagang langsung dengan pedagang kripto lain. eToro dan Robinhood adalah dua broker kripto populer saat ini.
- Aplikasi Pembayaran: Cash App, PayPal, Venmo, dan aplikasi pembayaran lain telah mendukung pembelian dan penjualan kripto. Namun, beberapa di antaranya hanya mendukung Bitcoin (BTC).
- Aplikasi Dompet: Dompet kripto seperti MetaMask menawarkan cara membeli kripto melalui penyedia pihak ketiga seperti MoonPay dan Mercuryo.
- Jaringan Peer-to-Peer (P2P): Platform seperti Bisq dan HODL HODL menawarkan perdagangan Bitcoin secara Peer-to-Peer. Ini memungkinkan Anda berdagang dengan orang lain di seluruh dunia meskipun harganya mungkin berbeda dari harga pasar di bursa terpusat (CEX).
- ATM Bitcoin: Di banyak negara kini telah memungkinkan Anda membeli Bitcoin melalui mesin ATM di pom bensin atau toko swalayan.
Apakah Crypto Aman?
Disadur dari Suara.com, cryptocurrency adalah aset yang sangat volatile atau fluktuatif. Artinya, nilainya sangat mudah berubah, baik naik maupun turun. Hal inilah yang membuat para investor harus mengetahui apa itu kripto dan menjadi sifat volatile itu sebagai pertimbangan utama sebelum berinvestasi.
Sebagai contoh, Solana (SOL) merupakan sebuah cryptocurrency yang sangat populer. Nilainya melonjak lebih dari 15.304% dibandingkan harga awalnya. Persentase lonjakan tersebut membuat SOL kini diperdagangkan dengan harga $128,02.
SOL pernah mencatatkan level tertinggi sepanjang masa di level $260. Namun, setahun setelahnya, SOL hanya diperdagangkan di level $10. Ini adalah contoh crypto yang menggambarkan betapa fluktuatif pergerakan harganya.
Kita harus memahami bahwa aset apapun akan selalu beriringan dengan risiko. Kendati demikian, ada beberapa pertimbangan keamanan dan cara-cara untuk mengurangi risiko tersebut.
Panduan tentang apa itu crypto memberikan informasi beberapa risiko yang mungkin dihadapi oleh investor agar dapat diantisipasi, sebagai berikut:
- Risiko harga: Sebagai kelas aset yang masih muda dan volume perdagangan rendah, nilai kripto sangat mudah berubah. Saat membangun posisi, pertimbangkan menggunakan prinsip Dollar Cost Averaging, yang artinya membeli dari waktu ke waktu untuk mengurangi efek volatilitas pasar.
- Risiko platform: Bursa mata uang crypto menawarkan cara mudah untuk menyimpan aset Anda menggunakan dompet kustodian. Namun, dompet kustodian berarti bursa akan mengontrol kunci pribadi dompet tersebut. Jika bursa membekukan penarikan atau bangkrut, aset kripto Anda bisa sangat berisiko. Pertimbangkan untuk memindahkan aset Anda ke dompet non-kustodian sehingga Anda dapat memegang kendali penuh.
- Risiko kontrak pintar: Smart contract (kontrak pintar) adalah alat yang sangat canggih tetapi rentan terhadap peretasan, bug, atau kode berbahaya. Teliti protokol kontrak pintar dengan cermat sebelum terhubung dengannya. Pastikan bahwa kontrak pintar tersebut telah diaudit oleh perusahaan keamanan terpercaya.
- Risiko politik: Pemerintah dapat mempersulit atau bahkan melarang perdagangan cryptocurrency tertentu. Sebagai contoh, pada tahun 2021 China telah melarang perdagangan dan penambangan kripto. Jadikan risiko politik ini sebagai bagian dari pertimbangan Anda membeli kripto.
- Rug pulls dan abandonware: Beberapa proyek kripto yang tampak menjanjikan mungkin tidak akan pernah berjalan dan menjadi abandonware. Bahkan, sebagian di antaranya mungkin merupakan penipuan. Jadi, penting untuk pahami apa itu crypto, lakukan uji tuntas sebelum berinvestasi, dan carilah referensi sebanyak mungkin tentang crypto yang menjanjikan.
Keamanan Kripto vs Keuangan Tradisional
Pada bagian ini kita akan membahas keamanan antara kripto vs keuangan tradisional untuk memperdalam pengetahuan Anda tentang apa itu crypto.
Dalam banyak kasus, kripto dapat lebih aman dibanding aset tradisional karena transparansi yang dimilikinya. Kode untuk kontrak pintar seringkali tersedia untuk dilihat, memberi komunitas cara untuk mengidentifikasi masalah atau kekhawatiran. Audit kode juga menyoroti fitur dan risiko dari kontrak pintar.
Banyak cryptocurrency yang membatasi pasokan. Sebagai contoh, Bitcoin hanya memiliki total pasokan sebanyak 21 juta. Namun, beberapa di antaranya tidak memiliki batas pasokan, seperti Ethereum.
Sebaliknya, mata uang tradisional seperti USD biasanya mengalami peningkatan pasokan. Misalnya, M2 yang merupakan ukuran jumlah uang beredar di Amerika Serikat telah meningkat 155% dalam sepuluh tahun setelah peluncuran Bitcoin. Pada periode yang sama, nilai Bitcoin meroket dari di bawah 1 sen menjadi lebih dari $3.800.
Beberapa negara juga mengalami hiperinflasi dengan mata uang fiat. Detik.com melaporkan bahwa Venezuela sempat mengalami inflasi hingga 686% akibat anjloknya nilai mata uang Bolivar.
Cara Menyimpan Kripto
Penting untuk memahami cara menyimpan aset kripto Anda saat mempelajari tentang apa itu cripto. Sebagian besar investor kripto baru menyimpan aset mereka di bursa tempat mereka melakukan pembelian (dompet kustodian).
Bursa modern menggunakan cold storage atau menyimpan aset pengguna di dompet kripto offline. Meskipun nyaman, struktur ini juga berarti bursa menjadi satu-satunya pihak yang memegang kunci pribadi (private key) untuk mengontrol aset Anda.
Antara tahun 2011 hingga 2014, para peretas dilaporkan telah menguras ribuan BTC dari bursa Mt. Gox. Terbaru, CEO bursa FTX dihukum karena melakukan penipuan, yang diduga menggunakan deposito pelanggan dalam perdagangan berisiko lainnya.
Artinya, bursa dapat menjadi tempat yang berisiko untuk menyimpan aset Anda. Sebagai alternatif penyimpanan mandiri, Tetapi, ada juga risiko bahwa seseorang dapat mengakses akun Anda. Risiko ini sama dengan risiko yang ditemukan pada perbankan online.
Sebagai alternatif penyimpanan mandiri, Anda dapat menggunakan dompet kripto. Dompet kripto self-custody menyimpan kunci pribadi yang mengontrol kripto Anda.
- Hot Wallet seperti MetaMask untuk Ethereum atau Electrum untuk Bitcoin menghasilkan dan menyimpan kunci pribadi pada perangkat yang dapat terhubung ke internet. Hot wallet adalah aplikasi yang berjalan di komputer atau perangkat seluler.
- Cold Wallet biasanya berupa perangkat keras, menyimpan kunci pribadi Anda tetapi tidak terhubung ke internet. Perangkat ini kemudian berkomunikasi dengan komputer atau perangkat seluler Anda untuk mengesahkan atau menolak sebuah transaksi. Pilihan populer cold wallet di antaranya Trezor dan Ledger.
Baca artikel kami tentang wallet crypto terbaik untuk mendapatkan pilihan dompet kripto terbaik yang saat ini ada di pasaran.
Bagaimana Cara Anda Menggunakan Kripto?
Dalam beberapa kasus, fungsi cryptocurrency adalah sebagai token utilitas dalam jaringan. ETH dan SOL adalah contohnya, kedua token tersebut berfungsi sebagai ‘gas’ untuk menyalakan transaksi, termasuk kontrak pintar. Permintaan ini dapat memberikan nilai kripto. Sementara itu, Bitcoin dimaksudkan untuk digunakan sebagai uang.
Berikut ini beberapa cara untuk menggunakan cryptocurrency:
- Gunakan kripto sebagai uang: Saat mengetahui konsep apa itu crypto, maka kita akan memahami bahwa ini dapat digunakan sebagai uang atau alat pembayaran. Ratusan pedagang mulai dari Newegg hingga Burger King telah menerima pembayaran menggunakan kripto. Selain itu, kartu debit yang didanai kripto seperti kartu Coinbase atau kartu BitPay memungkinkan Anda membelanjakan kripto seperti uang tunai.
- Bagian dari portofolio investasi: Beberapa token kripto dapat menjadi investasi yang menjanjikan. Sebagai contoh, token perusahaan Chainlink (LINK) lebih dilihat sebagai investasi ketimbang mata uang. Sebab, perusahaan tersebut berencana untuk menghubungkan blockchain pribadi dan publik yang mungkin membuat aset dunia nyata tersedia dimana saja dalam bentuk token.
- Mendapatkan imbal hasil (Yield) DeFi: Protokol DeFi seperti Aave dan Radiant menyediakan cara untuk mendapatkan imbal hasil dengan meminjamkan kripto tanpa perantara. Seluruh proses didukung oleh kontrak pintar.
- Mendapatkan imbalan staking: Dengan mempertaruhkan kripto Anda, seperti ETH atau SOL, Anda dapat memperoleh imbalan yang jauh lebih tinggi dibanding sebagian besar rekening tabungan bank tradisional.
- Transaksi lintas batas: Mengirim kripto kerap menjadi cara termurah untuk mengirimkan uang ke orang lain, terutama jika dibandingkan dengan layanan pembayaran seperti MoneyGram dan Western Union.
- Penyimpanan nilai: Jika Anda memilih dengan hati-hati, kripto dapat menjadi penyimpanan nilai yang efektif, mirip dengan uang kuno atau perak tetapi lebih mudah disimpan dan dibawa.
- Bertransaksi secara pribadi: Jaringan cryptocurrency memungkinkan Anda untuk bertransaksi tanpa mengungkapkan identitas Anda atau membagikan preferensi pembelian Anda kepada lembaga keuangan.
Cara Menggunakan Kripto untuk Pembelian yang Aman
Kata cryptocurrency artinya mata uang yang aman atau rahasia. Namun, Anda tetap perlu berhati-hati saat menggunakannya untuk melakukan pembelian online karena bisa saja Anda sedang menjadi target dari kejahatan siber.
Disadur dari Bisnis.com, semakin banyak orang tahu tentang apa itu crypto membuat banyak vendor online yang mendukung pembayaran menggunakan kripto, terutama Bitcoin (BTC). Beberapa di antaranya termasuk dealer mobil, produk teknologi dan e-commerce, hingga asuransi. Vendor online yang mendukung pembelian kripto menggunakan proses bawaan.
Berikut ini cara menggunakan kripto untuk pembelian yang aman:
- Tambahkan barang ke keranjang belanja Anda
- Pilih metode pengiriman barang
- Pilih metode pembayaran (dalam hal ini kripto atau Bitcoin)
- Buka aplikasi dompet Bitcoin Anda
- Pindai kode QR atau salin dan tempel alamat pembayaran yang disediakan
- Selesaikan transaksi di dompet Bitcoin Anda
- Tunggu hingga pembayaran diselesaikan, waktu tunggu tergantung jaringan
Sebagai alternatif, Anda juga bisa menggunakan kartu kripto seperti Coinbase Visa. Kartu Coinbase memungkinkan Anda mengalokasikan kripto ke ke kartu dan membelanjakannya seperti uang tunai.
Coinbase juga membayar hadiah kripto (hingga 3%) untuk pembelian yang dilakukan menggunakan kartu tersebut. Besaran hadiah yang diberikan berubah atau berbeda-beda tiap bulan.
Cara Berinvestasi dalam Kripto
Mungkin sekarang Anda sudah semakin memahami apa yang dimaksud dengan cryptocurrency dan tertarik untuk mulai berinvestasi. Sebelumnya sudah pernah disinggung bahwa cara yang paling umum dilakukan untuk membeli kripto adalah melalui bursa seperti Coinbase atau broker seperti eToro.
Jika Anda memilih eToro untuk membeli cryptocurrency artinya Anda perlu membuat akun di sana. Silakan ikuti langkah-langkah di bawah ini:
- Kunjungi eToro untuk membuka akun. Ikuti petunjuk pendaftaran untuk memberikan nama lengkap, alamat, email, dan nomor telepon.
- Verifikasi identitas Anda. Guna mematuhi peraturan yang berlaku, eToro memerlukan salinan identitas yang dikeluarkan pemerintah, seperti KTP, SIM, atau paspor.
- Setorkan dana untuk mulai perdagangan. Hubungkan rekening bank, kartu debit/kredit, atau rekening PayPal dengan akun eToro. Anda dapat melakukan setoran dengan nominal minimum $10 di eToro.
- Beli kripto Anda. Cari cryptocurrency yang ingin Anda beli, ketuk tombol ‘Trade’ dan lengkapi beberapa rincian pembelian untuk membuka perdagangan Anda.
Sebagai alternatif Anda, kami telah merangkum beberapa bursa dan broker kripto teratas sebagai platform pembelian kripto dalam artikel tentang exchange crypto terbaik.
Cryptocurrency Teratas
Menurut berita dari Liputan6.com, sebuah studi mengungkapkan bahwa pada Desember 2023 jumlah pemilik kripto global menembus angka 580 juta. Pemilik Bitcoin (BTC) mencapai 296 juta atau sekitar 51% dari pemilik global.
Data di atas menunjukkan bahwa minat terhadap Bitcoin masih sangat besar, meskipun saat ini bermunculan banyak koin micin potensial. Maka, tidak heran jika banyak investor baru, yang bahkan baru mengetahui crypto itu apa, lebih memilih untuk menginvestasikan dananya pada BTC.
Jika Anda sudah paham tentang apa itu crypto dan ingin mulai berinvestasi, berikut ini contoh crypto teratas yang dapat dipertimbangkan:
- Bitcoin (BTC)
- Ethereum (ETH)
- BNB (BNB)
- Ripple (XRP)
- Solana (SOL)
- Cardano (ADA)
- Avalanche (AVAX)
- Dogecoin (DOGE)
- Tron (TRX)
- Polkadot (DOT)
- Polygon (MATIC)
- Chainlink (LINK)
Sebagai informasi, cryptocurrency yang sudah mapan memang menyediakan pasar perdagangan lebih besar dan mungkin memiliki risiko lebih kecil. Namun, potensi keuntungan di masa depan mungkin tidak akan sama seperti koin-koin tersebut masih berada pada masa awal. Jadi, tidak ada salahnya untuk mencoba berinvestasi pada coin baru yang akan launching.
Legalitas Kripto
Perdagangan kripto adalah legal di sebagian besar negara di seluruh dunia meskipun peraturannya berbeda-beda. Beberapa yurisdiksi bahkan masih kebingungan mengenai kripto mana yang harus didaftarkan sebagai sekuritas dan mana yang menjadi komoditas.
Sebagai contoh, di Amerika Serikat, SEC telah menggugat beberapa bursa, termasuk Coinbase dan Kraken karena dianggap menjual ‘sekuritas yang tidak terdaftar’.
Apa yang Dimaksud dengan Sekuritas?
Disadur dari OCBC.id, sekuritas adalah sebuah kontrak investasi yang berarti pembeli memiliki ekspektasi keuntungan finansial berdasarkan upaya orang lain. Untuk menentukan sebuah aset merupakan sekuritas atau bukan, secara historis ditentukan oleh ‘Uji Howey’ yang terdiri dari empat elemen, yaitu:
- Investasi uang
- Dalam suatu perusahaan umum
- Harapan keuntungan yang wajar
- Berasal dari upaya orang lain
Kurangnya kejelasan peraturan di AS dan beberapa tempat lain dapat menimbulkan tantangan bagi perdagangan jika bursa berhenti mendukung aset kripto yang ditargetkan oleh lembaga pemerintah.
Dalam pengajuan baru-baru ini, SEC menyebut beberapa cryptocurrency sebagai sekuritas, yaitu:
- SOL
- ADA
- MATIC
- SAND
- ICP
- DASH
- NEXO
Kendati demikian, banyak orang dalam komunitas kripto tidak sepakat dengan apa yang diungkapkan oleh SEC.
Kripto sebagai Alat Pembayaran Sah
Saat ini sudah banyak orang yang mengetahui apa itu kripto dan bahkan mengadopsinya. Kendati dapat memiliki fungsi yang sama seperti uang dalam perdagangan pribadi, sebagian besar pemerintah belum menganggap kripto sebagai alat pembayaran yang sah.
Saat ini hanya ada dua negara yang telah mengesahkan undang-undang untuk menerima kripto sebagai alat pembayaran yang sah, yaitu Republik Afrika Selatan (Bitcoin) dan El Salvador (Bitcoin).
Pajak Kripto
Beberapa yurisdiksi menganggap kripto sebagai properti. Ini berarti keuntungan atau penghasilan yang diperoleh dari kripto akan dikenakan pajak. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, berikut adalah peristiwa yang dikenakan pajak:
- Keuntungan modal
- Imbalan staking
- Imbalan mining (penambangan)
- Airdrop
- Pembayaran kripto
- Bunga dan imbal hasil dari protokol kripto
- Bunga dari meminjamkan kripto
AS memungut pajak dalam dolar AS sehingga semua transaksi harus dikonversi ke USD pada saat transaksi untuk menentukan pajak yang harus dibayar.
Sementara itu di Indonesia, seperti berita yang dirilis oleh Antara News, Indonesia telah menetapkan besaran pajak untuk aset kripto melalui PMK RI Nomor 68/PMK.03/2022 yang berlaku sejak 1 Mei 2022.
Peraturan Menteri Keuangan tersebut menetapkan PPh untuk penjual aset kripto terdaftar sebesar 0,1% dari nilai transaksi sementara PPN sebesar 0,11% dari nilai transaksi. Bagi yang belum terdaftar di Bappebti, besaran pajak yang dikenakan lebih tinggi yaitu PPh 0,2% dan PPN 0,22%.
Besaran pajak kripto di Indonesia berdasarkan PMK tersebut saat ini sedang dikaji ulang karena dinilai terlalu tinggi. Kejelasan peraturan seperti inilah yang membuat banyak orang Indonesia kini tertarik mencari tahu tentang apa itu cripto dan mulai berinvestasi di sektor ini.
Apakah Anda Harus Berinvestasi dalam Mata Uang Kripto?
Cryptocurrency dan blockchain menjanjikan revolusi pasar keuangan dan menjangkau kehidupan sehari-hari karena aset dunia nyata dapat menjadi token. Artinya, nilai aset tersebut dapat diakses dari mana saja.
Namun, dengan ribuan proyek blockchain yang sedang berjalan, tidak semuanya akan berhasil dan beberapa di antaranya mungkin bahkan tidak akan mendapatkan daya tarik. Hal inilah yang perlu diperhatikan ketika Anda mencari tahu tentang apa itu crypto.
Cara terbaik untuk menyeimbangkan risiko dan potensi keuntungan dalam dunia cryptocurrency adalah mengalokasikan sebagian dari total portofolio investasi Anda pada kripto yang telah Anda teliti dan pahami dengan baik. Berikut ini dua strategi investasi yang telah teruji dan dapat membantu mengurangi risiko:
- Diversifikasi: Apabila Anda memilih untuk berinvestasi dalam cryptocurrency, pertimbangkan untuk membeli lebih dari satu jenis kripto untuk mendiversifikasi portofolio Anda. Namun, pertimbangkan juga untuk menjadikan kripto sebagai bagian dari portofolio terdiversifikasi lebih besar yang mencakup beberapa sektor.
- Dollar-cost averaging: Harga kripto sangat fluktuatif dan kapitalisasi pasarnya yang relatif masih kecil, harga perdagangan dapat dipengaruhi oleh pengaruh dari luar seperti berita keuangan. Menerapkan prinsip Dollar-cost averaging dapat mengoptimalkan pembelian Anda dengan membeli lebih banyak kripto pada saat harga turun.
Meskipun mungkin Anda baru saja mengetahui apa itu kripto tetapi akan berinvestasi dalam kripto, baca artikel kami yang secara khusus mengulas tentang cara investasi kripto.
Kelebihan dan Kekurangan Kripto
Secara ringkas, pada bagian ini kami memaparkan kelebihan dan kekurangan kripto untuk membantu Anda memahami apa yang dimaksud dengan cryptocurrency.
Kelebihan:
- Potensi lindung nilai inflasi
- Kecepatan transaksi tinggi
- Transfer uang lintas batas
- Desentralisasi menjadikan kripto sebagai uang rakyat
- Transaksi tanpa perantara
Kekurangan:
- Volatilitas harga
- Peraturan yang belum pasti
- Manajemen dompet yang sulit
FAQ
Apa itu cryptocurrency?
Kripto adalah mata uang digital atau aset digital yang dirancang untuk dapat bekerja sebagai alat tukar maupun pembelian tanpa perantara dan memanfaatkan kriptografi untuk keamanannya.
Apa hal-hal yang perlu didalami saat ingin mengetahui apa itu cripto?
Beberapa hal mendasar yang perlu diketahui sebelum berinvestasi dalam kripto antara lain mekanisme perdagangan kripto, jenis kripto, fluktuasi harga, bursa kripto, dan dompet kripto.
Apa yang dimaksud volatilitas dalam kripto?
Kripto merupakan aset dengan volatilitas tinggi. Semakin tinggi volatilitas, semakin besar risikonya. Hal ini disebabkan harga kripto yang sangat fluktuatif.
Referensi
- Apa Itu Uang Kripto? Begini Cara Kerja dan Jenisnya – Kontan.co.id
- Harga Kripto Hari Ini 6 September 2024: Bitcoin Kembali Terkoreksi – Liputan6.com
- Apa Itu Bitcoin’s Pizza Day? – Republika.co.id
- Mengenal Apa Itu Blockchain, Teknologi yang Mengubah Dunia – CNBCIndonesia.com
- Proof of Stake (PoS): Pengertian, Mekanisme Konsensus, dan Cara Kerjanya – Voi.id
- Konsensus – Wikipedia.org
- Penyebab Nilai Aset Kripto Sangat Fluktuatif, Wajib Tahu Sebelum Investasi – Suara.com
- Inflasi Venezuela Sempat 686%, Kini Turun ke 234%! – Detik.com
- Beli Barang dengan Bitcoin? Ini Daftar Perusahaan yang Menerima – Bisnis.com
- Jumlah Pemilik Kripto Global Tembus 580 Juta pada 2023 – Liputan6.com
- Bappebti Lanjutkan Pembahasan Terkait Evaluasi Pajak Kripto – Antaranews.com