BTC 2.34%
$62,228.48
ETH 2.95%
$2,419.92
SOL 4.41%
$142.93
PEPE 7.92%
$0.0000093
SHIB 8.26%
$0.000017
BNB 2.08%
$555.87
DOGE 4.09%
$0.10
XRP 2.20%
$0.53
TG.Casino
diberdayakan oleh $TGC

Jenis-jenis Crypto – Memahami Berbagai Tipe dan Fungsinya di Dunia Digital

Asreti
Asreti | Diverifikasi oleh Rinaldy
| 15 min read
Pemberitahuan: Penting untuk diingat bahwa investasi di crypto memiliki risiko tinggi. Artikel ini disediakan sebagai informasi dan bukan sebagai saran investasi. Dengan menggunakan situs ini, Anda menyetujui syarat dan ketentuan kami. Kami mungkin saja menggunakan tautan afiliasi dalam konten kami dan menerima komisi.

crypto - Jenis crypto

Peluncuran Bitcoin pada tahun 2009 telah membawa perubahan besar, meskipun saat itu masih sedikit yang menyadari bahwa cryptocurrency akan berkembang pesat di masa depan. Berdasarkan laporan CNBC Indonesia, harga Bitcoin baru mencapai satu dolar AS pada Februari 2011, lalu naik 30 kali lipat pada Juni 2011 menjadi Rp458.052.

Kita juga tidak menyangka bahwa berbagai jenis jenis cryptocurrency terbaik akan terus bermunculan. Saat ini, terdapat hampir 10.000 cryptocurrency di pasar, meskipun banyak di antaranya telah berhenti beroperasi.

Artikel ini akan membahas berbagai jenis crypto, termasuk ulasan dari macam macam koin crypto terbaik serta faktor yang membedakan mereka dari ribuan proyek lainnya.

Apa Penyebab Munculnya Berbagai Jenis Crypto?


Salah satu penyebab utama munculnya berbagai jenis crypto adalah perbedaan antara koin dan token. Token memainkan peran penting di pasar crypto. Meskipun tidak memiliki blockchain sendiri, mereka memanfaatkan infrastruktur blockchain lain. Perbedaan antara koin dan token akan kita bahas lebih mendalam di bagian berikutnya.

Bitcoin merupakan cryptocurrency pertama yang berhasil melewati tahap konsep dan mulai digunakan secara aktif. Whitepaper Bitcoin yang diterbitkan pada tahun 2008 memicu peluncuran blockchain-nya pada tahun 2009.

Kemudian, pada tahun 2011, Litecoin diluncurkan sebagai hasil “fork” dari kode jenis Bitcoin. Litecoin dirancang untuk memperbaiki beberapa kekurangan Bitcoin, terutama dalam hal kecepatan transaksi. Litecoin dapat membuat blok baru empat kali lebih cepat dibandingkan Bitcoin, dengan waktu target 2,5 menit per blok, sedangkan Bitcoin memerlukan 10 menit.

Bitcoin - Jenis crypto

Grafik Harga Bitcoin - Sumber: Tradingview

Tema perbaikan ini juga terlihat pada banyak proyek jenis crypto lainnya. Sebagian besar proyek crypto baru berusaha mengatasi kelemahan dari proyek sebelumnya atau menambahkan fitur baru yang belum ada.

Ethereum adalah contoh kripto yang melakukan inovasi dalam dunia cryptocurrency. Awalnya, Ethereum menggunakan mekanisme konsensus yang sama dengan Bitcoin, yaitu proof of work. Namun, Ethereum kemudian memperkenalkan fitur khusus yang mendukung smart contract, yaitu program komputer yang berjalan di jaringan blockchain.

Sementara Bitcoin dan Litecoin berfungsi sebagai penyimpan nilai atau uang digital, Ethereum memungkinkan pengembangan aplikasi di jaringannya. Bitcoin tidak memiliki fitur pemrograman seperti ini, sehingga mungkin tidak dapat bersaing dengan blockchain yang mendukung smart contract saat ini.

Untuk menambahkan fungsionalitas baru, diperlukan jenis crypto terbaru dengan blockchain yang berbeda. Hal ini diperkenalkan oleh Ethereum melalui peluncuran Genesis Block-nya pada tahun 2015.

Berapa Banyak Jenis Jenis Cryptocurrency?

Saat ini diperkirakan ada sekitar 10.000 jenis jenis cryptocurrency. Coingecko mencatat lebih dari 24.000 jenis jenis cryptocurrency. Namun, hampir 60 persen dari proyek-proyek yang terdaftar di situs tersebut sudah tidak aktif. Sebagian besar proyek yang gagal ini muncul selama periode bull run 2020 hingga 2021.

Meskipun Ethereum menjadi jaringan smart contract terbesar, masih menghadapi beberapa tantangan seperti skalabilitas, yaitu kemampuan untuk memproses ribuan transaksi per detik (TPS), serta biaya. Saat penggunaan jaringan meningkat, biaya transaksi juga menjadi meningkat.

Untuk mengatasi masalah ini, pasar crypto telah memperkenalkan berbagai jenis crypto baru. Solana, Polygon, dan Cardano adalah contoh jaringan baru yang mendukung smart contract dan mampu memproses lebih banyak transaksi per detik dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan Ethereum.

Berikut adalah kapasitas transaksi per detik dari beberapa jaringan smart contract terkemuka:

  • Ethereum: sekitar 20 TPS.
  • Solana: 45.000 TPS.
  • Polygon: 65.000 TPS.
  • Cardano: 1.000 TPS.

Ekosistem crypto berkembang melalui persaingan dan inovasi sambil terus berbagi teknologi. Sebagian besar proyek mempublikasikan kodenya sebagai open source, sehingga proyek lain dapat melakukan “fork” atau menggunakan bagian dari kode tersebut.

Jika Anda ingin berinvestasi pada jenis crypto terbaru, baca artikel kami lainnya tentang daftar coin baru untuk mengetahui inovasi terkini dari proyek-proyek yang memanfaatkan teknologi open source.

Apa Itu Kode Open-Source?

Kode open-source adalah kode komputer yang dapat diakses dan dilihat oleh publik. Sebagian besar program bersifat closed-source, yang berarti kita tidak selalu mengetahui cara kerja program atau data yang dikumpulkan.

Kode open-source memberikan transparansi dan memungkinkan orang lain untuk menyalin atau memodifikasi kode tersebut. Misalnya, Litecoin menggunakan kode dari Bitcoin, dan Dogecoin melakukan “fork” pada kode Litecoin untuk membuat blockchain baru.

Banyak jenis crypto baru mencoba meningkatkan fitur dan kemampuan dari proyek yang sudah ada. Dengan kode open-source, hal ini bisa terjadi sambil tetap menjaga keterbukaan bagi pengguna.

Memahami Dasar-Dasar Cryptocurrency


Mari kita bahas beberapa konsep dasar yang memudahkan pemahaman tentang berbagai jenis crypto.

Definisi Cryptocurrency

Menurut Liputan6.com, cryptocurrency adalah jenis mata uang digital yang menggunakan algoritma enkripsi dan kriptografi untuk menjaga keamanan dan pencatatan transaksi. Transaksi ini dicatat dalam buku besar terdistribusi yang melibatkan ratusan atau ribuan komputer di seluruh dunia. Cryptocurrency berfungsi sebagai sistem pembayaran virtual yang fungsinya mirip dengan uang.

Jaringan crypto seperti Bitcoin dan Ethereum memanfaatkan cryptocurrency mereka untuk melakukan pembayaran dalam jaringan tersebut. Selain itu, aset digital ini juga berfungsi sebagai penyimpan dan alat untuk mengukur nilai. Dengan kata lain, cryptocurrency dapat dianggap sebagai uang, selama pihak lain dalam transaksi juga menganggapnya sebagai uang.

Ingin tahu lebih banyak tentang masa depan pembayaran digital? Baca artikel kami tentang Web 3.0 coin dan temukan wawasan baru tentang solusi dalam transaksi digital.

Koin vs Token

Meskipun istilah “koin” dan “token” sering digunakan secara bergantian, keduanya sebenarnya memiliki perbedaan.

  • Koin: Koin adalah cryptocurrency asli yang digunakan dalam blockchain tertentu, seperti bitcoin yang merupakan mata uang dari jaringan blockchain Bitcoin dan ether yang merupakan cryptocurrency asli dari blockchain Ethereum. Koin ini berfungsi sebagai uang dalam jaringan blockchain masing-masing.
  • Token: Token adalah representasi kepemilikan yang ada di blockchain yang menjadi tempatnya, seperti token Aave yang digunakan di blockchain Ethereum untuk memberikan suara pada proposal proyek dan menyediakan dana asuransi untuk pengguna protokol pinjaman Aave, meskipun Aave sendiri tidak memiliki blockchain.

Dengan adanya puluhan ribu jenis-jenis crypto, penting untuk memahami bahwa sebagian besar dari mereka adalah token, bukan blockchain independen.

Blockchain: Teknologi di Balik Cryptocurrency

Blockchain adalah teknologi dasar di balik cryptocurrency, yang terdiri dari serangkaian blok transaksi yang saling terhubung. Setiap blok mengandung transaksi yang dikelompokkan dan dihubungkan menggunakan hash kriptografis, kode unik yang menghubungkan satu blok dengan blok sebelumnya, membentuk rantai data.

Wikimedia Commons - Jenis crypto

Sumber: Wikimedia Commons

Secara praktis, blockchain ini berfungsi sebagai buku besar digital yang mencatat setiap transaksi, dan salinan dari buku besar ini didistribusikan ke berbagai node dalam jaringan. Sebagai contoh, Bitcoin memiliki sekitar 53.000 node di seluruh dunia, dengan setiap node menyimpan salinan lengkap dari blockchain.

Beberapa jenis crypto lainnya, seperti Avalanche, Hedera, IOTA, dan Kaspa, tidak menggunakan blockchain tradisional. Mereka menggunakan Directed Acyclic Graph (DAG), yang menyusun transaksi dalam struktur berbeda yang disebut vertex. Setiap vertex terhubung satu sama lain, sehingga DAG dapat mengurutkan transaksi tanpa membentuk rantai yang ketat seperti pada blockchain.

Baik blockchain maupun DAG, keduanya menjaga catatan transaksi yang disebarkan ke ribuan node di seluruh jaringan crypto.

Desentralisasi dalam Cryptocurrency

Desentralisasi dalam dunia cryptocurrency mengacu pada konsep jaringan yang tidak memiliki pusat kendali. Desentralisasi ini terbagi dalam tiga aspek utama:

  • Penyimpanan Data: Transaksi di blockchain digandakan ke berbagai node, yaitu komputer-komputer individu yang terhubung dalam jaringan.
  • Validasi: Jaringan dianggap terdesentralisasi jika node yang memverifikasi transaksi dikelola oleh operator independen yang tidak memiliki kekuatan berlebih atau pengaruh dominan.
  • Manajemen: Proyek yang menerapkan desentralisasi biasanya menggunakan sistem voting untuk pengambilan keputusan, menggantikan struktur manajemen tradisional.
  • Distribusi yang Adil: Proyek-proyek di mana komunitas, bukan pengembang atau investor besar, yang memegang sebagian besar token, dinilai lebih terdesentralisasi.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua jenis crypto sudah sepenuhnya terdesentralisasi. Beberapa jenis crypto masih dalam perkembangan menuju desentralisasi penuh, seperti Cardano yang sedang mempersiapkan era Voltaire untuk mencapai tujuan tersebut.

Jika Anda mencari jenis crypto yang potensial, baca artikel kami tentang crypto yang bagus untuk jangka panjang. Temukan informasi mengenai proyek-proyek yang sedang berkembang dan menjanjikan keuntungan di masa depan.

Altcoin dan Perannya


Istilah “altcoin,” atau koin alternatif, biasanya digunakan untuk menyebut jenis crypto selain Bitcoin. Contohnya, Ether, cryptocurrency dari proyek crypto terbesar kedua di dunia, yaitu Ethereum, masih dianggap sebagai altcoin oleh beberapa orang.

Namun, banyak anggota komunitas crypto yang mengelompokkan Ether dan Bitcoin ke dalam kategori yang sama, sementara lebih dari 10.000 macam macam koin crypto lainnya, termasuk token, disebut sebagai altcoin.

Altcoin digunakan untuk membedakan jenis crypto lainnya dari jenis Bitcoin. Contohnya, istilah “altcoin season” mengacu pada saat koin dan token lain mulai mendapat perhatian lebih setelah harga Bitcoin mengalami kenaikan yang signifikan.

Menurut Beritasatu.com, fenomena altcoin season terjadi ketika investor dan trader mulai mengalihkan fokus dari Bitcoin ke altcoin demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Sepanjang 2023, altcoin seperti Ethereum, Solana, Binance Coin (BNB), Avalanche, dan Polygon (Matic) telah mengalami peningkatan harga yang signifikan, dengan investor mulai melihat altcoin sebagai aset investasi potensial setelah Bitcoin.

Sebagian besar altcoin yang mengalami kenaikan harga tertinggi umumnya berasal dari jenis crypto yang kurang populer. Berikut ini beberapa altcoin utama yang pernah mengalami kenaikan harga yang signifikan yaitu:

Cryptocurrency Harga Listing Harga Sekarang (09/24)
Ether (ETH) $0,74 $2.408,83
Cardano (ADA) $0,02 $0,3319
BNB (BNB) $0,15 $509,9
Solana (SOL) $0,75 $134,29
Chainlink (LINK) $0,11 $10,18

Token Cryptocurrency – Ulasan


Token cryptocurrency terbagi menjadi dua kategori utama yaitu token utilitas dan token sekuritas. Token ini dapat dipertukarkan, artinya setiap token memiliki nilai yang sama dengan token lain dari jenis yang sama. Selain itu, ada kategori lain yaitu non-fungible token (NFT), yang berfungsi sebagai representasi kepemilikan dan setiap NFT coin memiliki keunikan tersendiri.

Token Utilitas

Token utilitas memberikan akses ke protokol atau layanan dari suatu perusahaan. Sebagai contoh, protokol Curve Finance menggunakan token CRV sebagai imbalan bagi mereka yang menyediakan likuiditas. Pengguna yang menyetorkan cryptocurrency ke pool likuiditas akan menerima token CRV sebagai hadiah. Oleh karena itu, token ini sering disebut juga sebagai token kegunaan.

Contoh lainnya adalah protokol Radiant Capital, yang menggunakan token RDNT untuk memberi insentif kepada pengguna platform pinjaman. Pengguna yang menyediakan likuiditas untuk token RDNT bisa mendapatkan bagian dari pendapatan protokol.

Selain itu, token CRV dan RDNT juga berfungsi sebagai token tata kelola (governance token), yang memungkinkan pemegangnya untuk memberikan suara dalam keputusan perubahan protokol.

Token Sekuritas

Token sekuritas mewakili kepemilikan atas aset seperti saham perusahaan atau real estat. Berbeda dengan token utilitas, token sekuritas berada di bawah pengawasan badan regulasi seperti Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Pada tahun 2021, INX menjadi token sekuritas pertama yang terdaftar di SEC.

token sekuritas - Jenis crypto

Sumber: Wikimedia Commons - Chainlink Smart Contract Securities

Meskipun masih tergolong baru, banyak pihak yang percaya bahwa token sekuritas dapat merevolusi pasar saham dan pasar keuangan lainnya dengan memanfaatkan teknologi blockchain untuk melakukan transaksi.

Macam Macam Cryptocurrency Terpopuler


Dengan lebih dari 10.000 macam macam cryptocurrency yang tersedia, menentukan pilihan investasi bisa sangat membingungkan. Berdasarkan data dari TradingView.com, Bitcoin tetap menjadi cryptocurrency paling populer dengan kapitalisasi pasar yang sangat besar, sekitar $1,071 triliun pada 7 September 2024.

Kapitalisasi BTC - Jenis crypto

Berikut ini macam macam cryptocurrency terpopuler beserta ciri khas yang membedakannya.

Bitcoin (BTC)

Bitcoin adalah jenis cryptocurrency pertama yang telah digunakan secara luas. Jaringan Bitcoin menggunakan proof of work (PoW) untuk mengamankan transaksi dengan menuntut penambang memecahkan hash kriptografis untuk membangun blok baru.

Jumlah pasokan Bitcoin dibatasi hanya 21 juta, dan sebagian besar sudah ditambang. Kelangkaan ini, ditambah dengan energi yang diperlukan dalam proses penambangan, menjadikannya sering dijuluki “emas digital”.

Ether (ETH)

Ether adalah mata uang digital yang digunakan di jaringan Ethereum, sering juga disebut sebagai “komputer dunia.” Diluncurkan pada tahun 2015, Ethereum merupakan jaringan blockchain pertama yang mendukung kontrak pintar (smart contracts).

Program komputer ini dijalankan pada Ethereum Virtual Machine (EVM), yaitu lingkungan aman di node jaringan yang mengeksekusi perintah bersyarat; jika suatu kondisi terpenuhi, maka perintah akan dijalankan.

Meskipun jumlah ether tidak terbatas, pasokan ETH mengalami sedikit penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Ethereum menggunakan mekanisme bukti kepemilikan (PoS) dan memberikan imbalan staking bagi pengguna yang menyediakan ETH sebagai jaminan untuk menjaga keamanan jaringan.

Selain itu, jaringan ini juga membakar biaya transaksi dasar, yang dikirimkan ke alamat yang tidak dapat diakses kembali.

Jika Anda tertarik untuk berinvestasi di Ethereum dan ingin mengetahui perkiraan harganya di masa depan, baca artikel kami tentang prediksi Ethereum.

Binance Coin (BNB)

BNB adalah contoh kripto yang awalnya diluncurkan oleh Binance untuk menghemat biaya perdagangan. Namun, BNB kini memiliki peran yang jauh lebih besar. Binance Coin sekarang menjadi pendukung utama BNB Smart Chain, alternatif populer dari jaringan Ethereum yang menawarkan kompatibilitas EVM, dengan transaksi lebih cepat dan biaya lebih rendah.

Namun, beberapa pihak menilai bahwa BNB Smart Chain kurang terdesentralisasi dibandingkan Ethereum, karena hanya menggunakan 56 validator, sedangkan Ethereum memiliki lebih dari satu juta validator.

Solana (SOL)

Solana adalah contoh kripto dirancang untuk kecepatan dan menggunakan bahasa pemrograman Rust untuk memungkinkan kontrak pintar dengan kecepatan hingga 65.000 TPS. Mirip dengan Ethereum, Solana menggunakan mekanisme proof of stake (PoS) yang lebih hemat energi dibandingkan proof of work (PoW).

Meskipun baru diluncurkan pada tahun 2020, Solana telah menempati peringkat kelima dalam total value locked (TVL), yang mengukur dana yang terkunci dalam smart contract. Pasokan Solana tidak memiliki batas tetap, melainkan menggunakan tingkat inflasi tahunan yang berubah setiap tahunnya.

Ripple (XRP)

XRP dirancang oleh Ripple Labs untuk memfasilitasi transfer dana lintas batas dengan biaya rendah. RippleNet memungkinkan interoperabilitas dengan berbagai mata uang, membuat XRP sangat populer untuk transaksi internasional.

Cardano (ADA)

Cardano, yang didirikan oleh Charles Hoskinson, salah satu pendiri Ethereum, dikenal dengan pendekatan pengembangannya yang lebih fokus pada kinerja jangka panjang. Blockchain Cardano diluncurkan pada 2017 dan mulai mendukung kontrak pintar pada 2021.

ADA, cryptocurrency asli Cardano yang dinamai sesuai nama programmer pertama, Ada Lovelace, digunakan untuk transaksi di jaringan ini. Pasokan maksimum ADA dibatasi hingga 45 miliar token.

Dogecoin (DOGE)

Dogecoin, mata uang kripto yang sangat populer, diluncurkan pada tahun 2013 sebagai fork dari Litecoin, yang merupakan jenis Bitcoin lainnya. Berbeda dengan Litecoin dan Bitcoin, Dogecoin tidak memiliki batas maksimum untuk jumlah pasokannya. Sebagai gantinya, Dogecoin menerbitkan lima miliar koin setiap tahun.

Meskipun proyek ini dimulai sebagai lelucon, Dogecoin telah menunjukkan potensi jangka panjang dengan maskot Shiba Inu yang ikonik dan komunitas pemegang DOGE yang terus berkembang. Pada saat peluncurannya, satu dogecoin bernilai $0,0002, dan saat ini diperdagangkan sekitar $0,09, dengan harga tertinggi mencapai $0,74.

TRON (TRX)

Dengan sekitar 25% dari total nilai yang terkunci (TVL) di Ethereum, jaringan TRON kini mencatatkan TVL terbesar kedua di dunia kripto dengan nilai $7,863 miliar, dibandingkan dengan $32,302 miliar yang dicapai Ethereum.

TRON diluncurkan pada tahun 2018 sebagai token di Ethereum sebelum mengembangkan blockchain-nya sendiri. Saat ini, TRON berfokus pada industri konten digital dengan tujuan membangun ekonomi hiburan terdesentralisasi untuk komunitas online. Operasional di jaringan TRON di dukung oleh mata uang kripto aslinya, yaitu Tronix (TRX).

Tether (USDT)

Tether adalah stablecoin yang dirancang untuk mencerminkan nilai dolar AS dan merupakan stablecoin paling umum digunakan di dunia. Diterbitkan oleh Tether Operations Limited, token ini sepenuhnya didukung oleh cadangan yang dimiliki oleh Tether.

Daripada digunakan sebagai mata uang kripto untuk investasi, Tether dan stablecoin lainnya lebih berfungsi sebagai alat untuk melakukan pembayaran dalam dolar AS atau menjaga nilai tetap di antara berbagai investasi.

Jika Anda ingin memahami lebih dalam tentang fungsi Tether dan stablecoin lainnya, serta bagaimana mereka digunakan dalam transaksi dan menjaga nilai, baca artikel kami untuk mengetahui apa itu crypto dan bagaimana teknologi ini berfungsi dalam dunia keuangan.

Chainlink (LINK)

Ketika smart contract di blockchain memerlukan data dari sumber luar, mereka menggunakan oracle, yaitu penyedia data yang dapat dipercaya. Chainlink adalah pemimpin dalam menyediakan oracle terdesentralisasi untuk smart contract, memungkinkan data dari dunia nyata diintegrasikan ke dalam blockchain.

Misalnya, Aave, platform pinjaman terdesentralisasi yang memanfaatkan oracle untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Dalam hal ini, Aave menggunakan data harga dunia nyata untuk menentukan rasio pinjaman.

DAI (DAI)

Seperti USDC dan USDT, stablecoin DAI juga berusaha mempertahankan nilai USD. Namun, DAI menggunakan pendekatan yang berbeda.

Daripada bergantung pada entitas terpusat untuk mengelola cadangan, Protokol Maker menerbitkan DAI kepada peminjam yang menyetorkan ETH, wBTC, USDC, dan mata uang kripto lain yang didukung. Proses ini sepenuhnya terdesentralisasi dan diatur oleh komunitas pemegang token MKR melalui MakerDAO, sebuah organisasi otonom yang terdesentralisasi (DAO).

Uniswap (UNI)

Sementara pertukaran kripto tradisional berfungsi sebagai pintu masuk dan keluar untuk membeli atau menjual kripto dengan USD atau mata uang konvensional lainnya, Uniswap adalah bursa terdesentralisasi (DEX) yang memungkinkan “penukaran” mata uang kripto tanpa perlu perantara.

Platform ini menggunakan token UNI sebagai token tata kelola, yang memberi hak suara kepada pemegangnya untuk menentukan perubahan yang diusulkan pada platform. Sejak diluncurkan dengan harga $0,4699, nilai token UNI telah meningkat signifikan menjadi $6,339.

Kesimpulan


Dunia cryptocurrency terus berkembang, meskipun banyak jenis crypto yang gagal, teknologi ini masih menawarkan potensi besar. Proyek-proyek awal seperti Bitcoin dan Ethereum mendapat manfaat dari efek jaringan yang besar, namun proyek baru juga menawarkan inovasi yang menarik.

Namun, masa depan macam macam koin crypto ini masih belum dapat dipastikan. Proyek-proyek baru mungkin menawarkan keunggulan tertentu, sementara proyek yang sudah ada mungkin akan mengadopsi inovasi dari proyek lain.

Pelajari cara investasi crypto yang aman dengan melakukan riset menyeluruh sebelum berinvestasi dalam mata uang kripto dan memiliki pemahaman mendalam tentang proyek yang Anda minati. Harga kripto sangat fluktuatif dan lebih dari separuh proyek telah gagal atau hilang. Pastikan untuk tidak menginvestasikan uang yang Anda tidak siap kehilangan.

FAQs

Apa yang menyebabkan munculnya berbagai jenis crypto?

Munculnya berbagai jenis crypto disebabkan oleh perbedaan antara koin dan token. Koin adalah cryptocurrency asli yang berfungsi dalam jaringan blockchain tertentu, sedangkan token menggunakan blockchain lain untuk operasinya dan tidak memiliki blockchain sendiri. Perbedaan ini memicu pengembangan berbagai jenis crypto dengan fitur dan tujuan yang berbeda.

Apa yang membedakan antara koin dan token dalam dunia cryptocurrency?

Koin adalah cryptocurrency asli yang digunakan dalam blockchain tertentu, seperti Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH). Koin berfungsi sebagai uang dalam jaringan blockchain masing-masing. Sedangkan Token adalah representasi kepemilikan yang ada di blockchain tempat mereka diterbitkan, seperti token Aave di Ethereum. Token ini sering kali digunakan untuk memberikan akses atau hak suara dalam protokol tertentu.

Mengapa Ethereum dianggap sebagai inovasi dalam dunia cryptocurrency?

Ethereum dianggap sebagai inovasi karena memperkenalkan fitur smart contract, yaitu program komputer yang dapat dijalankan secara otomatis di blockchain. Fitur ini memungkinkan pengembangan aplikasi yang tidak hanya berfungsi sebagai uang digital, tetapi juga sebagai platform untuk berbagai aplikasi terdesentralisasi (dApps), sesuatu yang tidak dimiliki oleh Bitcoin.

Apa itu kode open-source dan bagaimana pengaruhnya terhadap proyek cryptocurrency?

Kode open-source adalah kode komputer yang dapat diakses dan dimodifikasi oleh publik. Ini memungkinkan transparansi dan kolaborasi dalam pengembangan proyek. Banyak proyek cryptocurrency menggunakan kode open-source untuk memungkinkan inovasi dan peningkatan, seperti Litecoin yang menggunakan kode Bitcoin atau Dogecoin yang melakukan “fork” pada Litecoin.

Referensi