BTC 1.57%
$62,142.33
ETH 1.83%
$2,419.06
SOL 3.77%
$143.66
PEPE 6.44%
$0.0000094
SHIB 7.74%
$0.000017
BNB 1.53%
$556.38
DOGE 2.88%
$0.10
XRP 1.87%
$0.53
TG.Casino
diberdayakan oleh $TGC

Apakah Mining Bitcoin Itu Sulit?

Sulastri
Sulastri | Diverifikasi oleh Rinaldy
| 11 min read
Pemberitahuan: Penting untuk diingat bahwa investasi di crypto memiliki risiko tinggi. Artikel ini disediakan sebagai informasi dan bukan sebagai saran investasi. Dengan menggunakan situs ini, Anda menyetujui syarat dan ketentuan kami. Kami mungkin saja menggunakan tautan afiliasi dalam konten kami dan menerima komisi.

Bitcoin - Mining Bitcoin

Banyak sekali cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan Bitcoin, salah satunya melalui mining Bitcoin. Namun sayangnya tidak semua orang bisa melakukannya, selain biaya yang diperlukan untuk membeli peralatan mining coin yang cukup mahal, biaya listrik juga menjadi salah satu pertimbangan.

Menurut Liputan6, El Salvador menjadi negara pertama yang meluncurkan lahan penambangan Bitcoin. Hal ini tentu tidak mengherankan, mengingat Nayib Bukele yang merupakan presiden El Salvador adalah penggemar berat Bitcoin. Bahkan Ia juga berencana menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di negara tersebut.

Artikel ini akan membahas tentang apakah BTC mining itu sulit? Dan apa yang membuat miner Bitcoin tertarik dengan cryptocurrency terbaik ini meskipun ada jaringan lain dengan mekanisme proof-of-work (PoW) seperti Litecoin, Ethereum Classic, dan Kaspa yang juga menggunakan strategi serupa.

Seberapa Besar Tingkat Kesulitan dalam Mining Bitcoin?


Jaringan ini menawarkan imbalan mining Bitcoin untuk mendorong partisipasi penambang. Insentif ini meningkatkan persaingan, yang pada gilirannya meningkatkan hashrate. Penyesuaian tingkat kesulitan secara berkala memastikan jaringan tetap berjalan dengan stabil. Mari kita cari tahu lebih dalam bagaimana sistem ini berfungsi.

Kesulitan menambang Bitcoin diukur dari seberapa besar usaha yang dibutuhkan untuk menemukan nilai hash yang benar guna menambang blok Bitcoin baru. Pada blok 855.766 yang ditambang pada Agustus 2024, tingkat kesulitannya mencapai 90.666.502.495.565,78 (90 triliun).

Sebagai perbandingan, blok 100 yang ditambang pada Januari 2009 hanya memiliki tingkat kesulitan 1,00. Dengan hashrate jaringan saat ini, blok dengan kesulitan seperti blok 100 akan dapat ditambang secara instan.

Penyesuaian tingkat kesulitan menjaga produksi blok tetap sesuai dengan jadwal yang relatif tetap. Jaringan Bitcoin menargetkan waktu rata-rata 10 menit untuk setiap blok, artinya satu blok transaksi baru dalam mining Bitcoin dihasilkan setiap 10 menit.

Sistem Proof-of-Work


Jaringan proof-of-work seperti Bitcoin bergantung pada proses hashing, yang sederhananya mining bitcoin adalah proses tebak-tebakan sistematis. Para penambang bitcoin berusaha menemukan nilai hash terenkripsi yang memenuhi syarat untuk menambang blok baru dan menambahkan transaksi blok tersebut ke dalam blockchain.

Namun, saat jumlah penambang meningkat atau menurun, dan perangkat keras penambangan yang lebih efisien tersedia, hashrate jaringan juga berubah. Tanpa penyesuaian kesulitan, waktu penambangan blok juga beragam dan tidak teratur, dari hitungan milidetik hingga berminggu-minggu.

Hal ini akan membuat sistem uang elektronik peer-to-peer menjadi tidak dapat diandalkan, bertentangan dengan tujuan awal yang dijelaskan dalam whitepaper Bitcoin. Penemu Bitcoin, Satoshi Nakamoto, mengatasi masalah ini dengan menerapkan penyesuaian tingkat kesulitan Bitcoin.

Seiring berjalannya waktu, tingkat kesulitan akan disesuaikan sebagai respons terhadap perubahan hashrate jaringan, seperti yang terlihat dalam grafik kesulitan Bitcoin di bawah ini.

Chart Bitcoin Difficuly

Cara Kerja Mining Bitcoin?


Untuk mempertahankan waktu rata-rata produksi blok selama 10 menit, jaringan Bitcoin secara otomatis menyesuaikan tingkat kesulitannya. Tingkat kesulitan ini dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat.

  • Tingkat Kesulitan Blok 100: 1,00
  • Tingkat Kesulitan Blok 855.766: 90.666.502.495.565,78

Orang yang mining Bitcoin menghasilkan hash untuk menemukan nilai yang memenuhi syarat agar dapat menambang blok baru. Hash adalah string alfanumerik yang dihasilkan secara algoritmis yang mewakili input atau beberapa input. Bitcoin menggunakan algoritma SHA-256 untuk menghasilkan hash.

Apa Itu Hash?

Hash adalah proses yang mengubah input besar atau kecil menjadi nilai dengan panjang tetap, di mana input yang sama akan selalu menghasilkan output yang sama. Contoh hash dalam mining crypto adalah sebagai berikut:

Input Hujan di Spanyol sebagian besar turun di dataran.
SHA-256 Hash 56dec51bfb831a1ce1104f05146db68812f8012e5eab71786a058c153004c311

Mari kita ubah satu karakter, mengganti titik dengan tanda seru.

Input Hujan di Spanyol sebagian besar turun di dataran!
SHA-256 Hash 0b651d9a32ff7bf5018ac54309ab83dc161009b21b9ba5e9b34017c4678a5be7

Dengan mengubah satu karakter saja, hash yang dihasilkan juga berubah. Penambang Bitcoin mencakup hash dari blok sebelumnya, data transaksi, dan nonce (angka yang hanya digunakan satu kali) untuk menghasilkan hash baru bagi blok tersebut.

Namun, jaringan juga menggunakan target kesulitan. Hash tersebut harus berada di bawah nilai target yang ditentukan oleh tingkat kesulitan.

Peran Nonce dalam Mining Bitcoin

Menurut Warta Ekonomi, nonce adalah sebuah angka yang hanya dapat digunakan sekali saja dalam proses mining Bitcoin dan bertujuan untuk mencapai hash yang diinginkan. Nonce bertambah setelah setiap percobaan yang gagal, dan kesulitan mengharuskan hash yang berhasil (yang menambang blok) berada di bawah nilai target.

Jika jumlah hash yang dihasilkan oleh jaringan penambangan global meningkat, Bitcoin meningkatkan kesulitan dengan meminta nilai hash yang lebih rendah. Berikut contoh perbandingan hash blok:

Blok Hash
100 000000007bc154e0fa7ea32218a72fe2c1bb9f86cf8c9ebf9a715ed27fdb229a
855.766 000000000000000000015546af5376863c5e8317b2721f0f3241384d093e0aba

Pada hash dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, terlihat adanya lebih banyak angka nol di depan. Tingkat kesulitan yang lebih tinggi menetapkan target yang lebih rendah, sehingga jumlah hash yang dibutuhkan oleh jaringan untuk menemukan hash yang memenuhi syarat meningkat.

Konversi Hash ke Desimal

Konsep nilai hash yang lebih rendah menjadi lebih mudah dipahami ketika kita mengonversi nilai heksadesimal ke desimal:

  • Block 100: 13032943865131900238397527987929768584784318110615615145485021160090
  • Block 855,766: 127686552981723337823271230430478059444813902211058362

Tingkat kesulitan yang lebih tinggi dalam mining bitcoin adalah menemukan nilai hash yang lebih rendah agar memenuhi syarat, sehingga proses penambangan menjadi lebih sulit. Sebaliknya, jika hashrate jaringan menurun, tingkat kesulitan juga akan menyesuaikan dengan menaikkan target. Hal ini terjadi pada Juni 2024, ketika tingkat kesulitan Bitcoin turun hampir 8%.

Bagaimana Cara Penyesuaian Tingkat Kesulitan Mining Bitcoin?


Meskipun penambangan berlangsung terus-menerus dan hashrate berubah-ubah, Bitcoin menyesuaikan tingkat kesulitan pada interval yang tetap. Setiap 2.016 blok, jaringan mengevaluasi kembali kesulitan berdasarkan hashrate dan melakukan penyesuaian.

Kesulitan yang mungkin dihadapi oleh para miner Bitcoin bisa meningkat atau menurun, untuk menjaga rata-rata waktu penambangan satu blok setiap sepuluh menit. Ini setara dengan sekali penyesuaian setiap dua minggu.

Penyesuaian tingkat kesulitan dalam menambang Bitcoin ini akan dilihat ke belakang untuk menetapkan target ke depan. Ini dimulai dengan formula yang mempertimbangkan waktu yang seharusnya dibutuhkan untuk menambang 2.016 blok, dengan waktu rata-rata 10 menit per blok.

Hasilnya seharusnya adalah 20.160 menit. Namun, hasil aktual sering kali berbeda, sehingga diperlukan penyesuaian kesulitan. Selanjutnya, jaringan membandingkan waktu aktual yang dibutuhkan untuk menambang 2.016 blok. Misalnya, waktu yang dibutuhkan adalah 18.000 menit.

  • 20.160 (waktu target) / 18.000 (waktu aktual) = 1,12

Angka ini menunjukkan bahwa tingkat kesulitan 12% lebih rendah dari yang dibutuhkan untuk mencapai rata-rata waktu 10 menit per blok.

Selanjutnya, angka tersebut dikalikan dengan tingkat kesulitan saat ini untuk menetapkan tingkat kesulitan baru. Misalnya, jika kesulitan saat ini adalah 14.484,16 seperti pada blok 100.000:

  • 14,484.16 x 1.12 = 16222.2592

Setiap node di jaringan Bitcoin kemudian akan menetapkan tingkat kesulitan baru ke 16.222,26, menurunkan target hash. Hal ini membuat Bitcoin mining menjadi lebih sulit karena memerlukan lebih banyak hash untuk menemukan hash yang memenuhi syarat.

Namun, hal ini dapat menjaga jaringan tetap stabil dengan memproduksi blok setiap 10 menit berdasarkan hashrate untuk 2.016 blok sebelumnya. Berbagai jaringan proof-of-work mungkin menggunakan formula atau interval penyesuaian yang berbeda, tetapi skema serupa umum digunakan dalam protokol proof-of-work.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Kesulitan dalam BTC Mining


Beberapa faktor memengaruhi jumlah penyesuaian tingkat kesulitan dalam mining Bitcoin, seperti partisipasi penambang dan kemajuan perangkat keras yang digunakan, dan keduanya akan memengaruhi hashrate. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi cara kerja mining Bitcoin dan tingkat kesulitannya.

1. Total Hashrate Jaringan

Sama seperti web 3.0 coin lain yang bisa ditambang, total hashrate jaringan menentukan seberapa cepat jaringan menemukan blok Bitcoin baru. Hashrate adalah jumlah hash per detik. Jika hash yang dihasilkan miner Bitcoin tidak memenuhi syarat, penambang mencoba hash lain dengan nonce baru.

Grafik di bawah ini membandingkan hashrate dengan ukuran blok, yaitu jumlah data dalam sebuah blok. Data dalam blok langsung diubah menjadi nilai hash untuk keperluan penambangan. Namun, total hashrate jaringan, yang ditunjukkan dengan garis biru, menunjukkan tren yang naik tajam.

Bitcoin Hash Rate

Selama penurunan besar hashrate, tingkat kesulitan Bitcoin mining akan menurun, seperti yang terjadi pada tahun 2021, menurut informasi dari CNN Indonesia, China melarang mining coin crypto. Penambang dari negara lain menggantikan kekurangan daya penambangan ini, sehingga hashrate global meningkat pada 2022 dan seterusnya.

2. Kemajuan Teknologi Perangkat Keras Penambangan

Peralatan awal yang digunakan saat mining crypto adalah CPU. Komputer dengan daya komputasi sederhana masih cukup kompetitif. Namun, seiring berkembangnya komunitas Bitcoin dan meningkatnya nilainya, perangkat keras penambangan semakin maju.

Banyak orang mining Bitcoin dengan menggunakan ASIC (Application-Specific Integrated Circuits) yang dirancang khusus untuk algoritma SHA-256, yang digunakan Bitcoin. Kemajuan teknologi ini, termasuk penggunaan GPU, FPGA, dan ASIC, meningkatkan hashrate jaringan dan, pada gilirannya, meningkatkan tingkat kesulitan dalam penambangan.

3. Tingkat Partisipasi Penambang

Selain perangkat keras yang lebih efisien, tingkat partisipasi penambang Bitcoin juga mempengaruhi hashrate. Banyak faktor yang mempengaruhi partisipasi penambang, terutama terkait dengan profitabilitas dan regulasi regional. Ketika China melarang penambangan Bitcoin, hashrate global turun secara drastis.

Tiga faktor utama ekonomi yang mempengaruhi partisipasi penambang saat mining Bitcoin adalah:

  • Harga Bitcoin: Penambang mendapatkan hadiah blok, termasuk Bitcoin yang baru ditambang dan biaya transaksi. Namun, harga Bitcoin yang fluktuatif bisa membuat penambangan tidak menguntungkan pada tingkat kesulitan yang tinggi.
  • Biaya Listrik: Penambangan Bitcoin membutuhkan banyak listrik, yang membuat biaya listrik menjadi faktor utama. Biaya listrik yang tinggi dapat membuat penambangan tidak menguntungkan.
  • Biaya Perangkat Keras: Dengan meningkatnya kebutuhan akan perangkat keras khusus, biaya dan umur perangkat menjadi pertimbangan penting.

Kapan Tingkat Kesulitan Mining Bitcoin Berubah?


Tingkat kesulitan Bitcoin mining berubah sekitar setiap dua minggu pada interval 2.016 blok. Namun, perubahan yang dramatis jarang terjadi. Pada September 2017, tingkat kesulitan Bitcoin mencapai satu triliun untuk pertama kalinya, meningkat hingga lebih dari 1,4 triliun pada Oktober sebelum turun kembali menjadi 1,35 triliun.

Setelah periode tersebut, penyesuaian kesulitan menunjukkan peningkatan yang stabil. Pada kuartal keempat tahun 2018, tingkat kesulitan BTC mining turun dari hampir 7,5 triliun menjadi lebih dari 5,2 triliun. Penurunan yang lebih besar terjadi pada pertengahan 2021, ketika tingkat kesulitan hampir berkurang setengahnya antara Mei dan Juli.

Meskipun ada penurunan tersebut dan beberapa perubahan dramatis, tren keseluruhan tingkat kesulitan dalam mining coin ini tetap meningkat.

Bagaimana Tingkat Kesulitan Memengaruhi Penambang?


Setiap orang yang ingin melakukan penambangan Bitcoin setidaknya mereka harus mengetahui apa itu mining Bitcoin dan bagaimana cara kerjanya. Selain itu, mereka juga harus mempertimbangkan tingkat kesulitan yang semakin meningkat sehingga keuntungan yang didapatkan mungkin akan mengalami penurunan, selain itu Bitcoin halving juga memiliki peran.

Selain itu, harga Bitcoin yang tidak stabil juga bisa menjadi bahan pertimbangan saat memutuskan untuk mining Bitcoin. Sebagai contoh, jika harga Bitcoin tetap stabil namun tingkat kesulitan meningkat, jaringan secara keseluruhan menghasilkan lebih banyak hash per detik.

Jika seorang penambang tidak meningkatkan hashrate mereka pada tingkat yang sama atau lebih tinggi dibandingkan jaringan secara keseluruhan, mereka akan kehilangan sebagian pangsa pasar dalam hal hadiah penambangan. Mari kita kaji lebih dalam apa saja yang mempengaruhi tingkat kesulitan saat menambang BItcoin:

1. Profitabilitas dan Biaya

Peningkatan kesulitan berarti penambang harus meningkatkan hashrate mereka untuk mempertahankan tingkat keuntungan yang sama, dengan asumsi harga Bitcoin tetap stabil. Namun, peningkatan hashrate ini juga memerlukan lebih banyak listrik dan mungkin tambahan perangkat penambangan.

Menurut informasi yang kami dapatkan dari Liputan6, penambangan Bitcoin dapat mewakili hingga 2,3% dari total konsumsi energi listrik di Amerika Serikat. Banyak perusahaan penambangan besar telah beralih ke sumber energi terbarukan atau menggunakan energi terbuang yang seharusnya tidak dapat digunakan.

Meskipun kesulitan penambangan Bitcoin mempengaruhi profitabilitas, sistem ini mampu mengelola tantangan tersebut dengan baik. Jika profitabilitas menurun, hashrate juga akan turun, menyebabkan kesulitan dapat disesuaikan.

Penurunan kesulitan saat mining crypto adalah peluang yang menguntungkan bagi penambang yang sebelumnya mematikan perangkat mereka. Namun sebagian penambang yang merasa tidak bisa mendapatkan keuntungan lagi, sebagian dari mereka beralih ke investasi dan mencari crypto yang bagus untuk jangka panjang.

2. Peningkatan Persaingan Antar Penambang

Cara kerja mining Bitcoin tidak membuat banyak penambang menyerah, justru mereka bersaing secara ketat. Peningkatan kesulitan yang stabil telah mendorong inovasi dalam perangkat keras penambangan yang lebih efisien.

Penambang juga terpaksa mencari sumber energi yang lebih murah atau terbarukan. Namun, semua ini memerlukan biaya, karena perangkat keras penambangan yang lebih efisien dapat mencapai ribuan dolar per perangkat, dan infrastruktur untuk menangkap energi terbarukan bisa sangat mahal untuk perusahaan besar.

Pada akhirnya, banyak penambang, baik besar maupun kecil, bertaruh pada harga jangka panjang Bitcoin, dengan beberapa penambang menimbun Bitcoin untuk dijual di kemudian hari ketika harga lebih menguntungkan. Dan sebagian dari mereka juga mengalokasikan hasil penambangan Bitcoin mereka ke crypto yang menjanjikan lainnya.

Kesimpulan


Sebelum melakukan penambangan Bitcoin, akan lebih baik jika Anda mengetahui apa itu mining Bitcoin dan bagaimana tingkat kesulitan yang akan dihadapi. Kesulitan menambang Bitcoin ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan hashrate jaringan, kemajuan teknologi perangkat keras, dan tingkat partisipasi penambang.

Sistem penyesuaian tingkat kesulitan dalam mining memastikan jaringan tetap stabil dengan memproduksi satu blok setiap 10 menit. Namun, penambang harus menghadapi tantangan seperti biaya listrik yang tinggi dan investasi besar dalam perangkat keras untuk tetap kompetitif.

Peningkatan kesulitan dalam Bitcoin mining juga mempengaruhi profitabilitas penambang. Mereka perlu meningkatkan hashrate dan efisiensi perangkat untuk mempertahankan keuntungan, terutama saat harga Bitcoin tetap stabil. Selain itu, persaingan antar penambang mendorong inovasi dalam teknologi penambangan dan penggunaan sumber energi yang lebih murah atau terbarukan.

FAQs

Apa yang dimaksud dengan mining Bitcoin?

Mining atau penambangan Bitcoin adalah proses memvalidasi transaksi dan menambahkan blok baru ke dalam blockchain dengan menggunakan algoritma proof-of-work.

Mengapa tingkat kesulitan penambangan Bitcoin terus meningkat?

Tingkat kesulitan meningkat untuk menjaga waktu produksi blok tetap stabil, sekitar setiap 10 menit, meskipun hashrate jaringan bertambah.

Apa yang memengaruhi profitabilitas saat menambang Bitcoin?

Profitabilitas dipengaruhi oleh harga Bitcoin, biaya listrik, dan efisiensi perangkat keras penambangan.

Referensi